Dampak Wabah PMK
BANDUNG BARAT-Hingga saat ini, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menginfeksi sapi perah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 2022 lalu, masih memiliki dampak buruk terhadap produksi susu sapi.
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang mencatat, produksi susu sapi segar di KBB dan Kabupaten Subang masih mengalami penurunan cukup drastis diangka 30 persen.
Bendahara KPSBU Lembang, Toto Abidin menyampaikan, pasca wabah PMK yang menyerang 2.600 sapi perah di KBB selama kurun waktu tahun 2022 hingga awal tahun 2023, produksi susu sapi segar belum pulih 100 persen.
Baca Juga:Pemda Subang Waspadai AntraksDorong Perusahaan dan UMKM Ikuti Uji Kompetensi
Kendati ada Kompensasi dan Bantuan Darurat PMK dari Pemerintahan Republik Indonesia sebesar Rp 10 juta/ekor sapi yang mati atau potong bersyarat, pemulihan produktivitas susu sapi segar belum normal sebagaimana sebelumnya. “Imbasnya memang ke produksi susu sapi menurun dan sulit untuk naik kembali karena populasi sapi perah di KBB berkurang,” ucap Toto saat ditemui, Minggu (9/7).
Diterangkan Toto, sebelum wabah PMK menyerang, produksi susu sapi segar berada diangka 130.000 liter/hari.
Namun, saat ini produksinya menurun sebesar 30 persen. “Sekarang kisarannya ada diangka 82.000 sampai 86.000 liter perharinya, kisarannya disana,” ujarnya.
Untuk upaya normalisasi produksi susu sapi segar, dia menuturkan, KPSBU Lembang telah mengoptimalkan berbagai upaya dengan pemberian pakan hewan ternak terbaik untuk anggota peternak sapi perah KPSBU Lembang, dosis vaksin untuk PMK dan LSD, hingga memotivasi para peternak agar kembali produktif.
“Ketika awal terserang wabah, produksi susu sapi segar lumpuh sampai 80 persen, kini agak lebih membaik,” ungkapnya.
Diakui Toto, saat ini banyak peternak sapi perah di KBB yang mengandalkan peningkatan jumlah populasi sapi perah dari dara buntingnya sendiri dikarenakan masih banyak peternak yang merasa takut membeli sapi perah dari luar mengingat, kasus PMK masih menjadi ancaman diberbagai provinsi baik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Wilayah Indonesia lainnya.
“PMK itu menyeluruh wabahnya tidak hanya di Pulau Jawa makanya para peternak takut untuk membeli sapi perah dari luar. Jadi sekarang, ada dara yang bunting dan akan melahirkan hasil ternaknya sendiri nah, itu harapannya disana,” tukasnya.(eko/sep)