PASUNDAN EKSPRES – Kabar duka (tragedi gantung diri) menyelimuti Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Seorang pria yang bekerja sebagai sopir, berinisial S (51), ditemukan tewas di dalam rumahnya pada Selasa, 11 Juli 2023. S mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri setelah mendapat tekanan dari istri untuk mengadakan pernikahan anaknya dengan meriah.
Pernikahan putri mereka, RDS (17), dengan calon suaminya, FF (20), seharusnya terlaksana pada Rabu, 12 Juli 2023. Namun, acara tersebut akhirnya dimajukan setelah proses ijab kabul dilakukan di depan jenazah S pada Selasa, 11 Juli 2023.
Read more:
Produk Petani Milenial Jawa Barat Cegah Kasus Stunting di Indonesia
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang kami peroleh, S baru saja kembali dari Kalimantan. Dia bekerja sebagai buruh bangunan selama sekitar sebulan di sana.
Baca Juga:Profil Mark Zuckerberg: Mengenal Lebih Dalam Sosok yang Inspirasi Dunia SosmedHarga Tiket dan Estimasi Wisata Ciater Subang di SINI!
S telah bekerja di Kalimantan selama dua bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan mengumpulkan uang demi pernikahan anaknya. Namun, S juga memiliki beban utang yang cukup besar.
“Korban sebelumnya mempunyai utang yang banyak. Untuk melangsungkan pernikahan anaknya, istri korban meminta hajatannya dimeriahkan. Akhirnya (korban) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” ucap Kapolsek Semen Polres Kediri Kota, AKP Ni Ketut Suwarningsih, pada Selasa, 11 Juli 2023.
Kejadian tragis ini terjadi pada pukul 7.00 WIB pada tanggal 11 Juli 2023. F, anak bungsu korban yang masih duduk di bangku kelas 4 SD, pertama kali menemukan kematian ayahnya. Ia melaporkan kepada kakaknya, R, bahwa ayah mereka tergantung. R segera memberitahu ibunya dan meminta bantuan dari tetangga.
“Seketika, (tetangga) langsung datang menurunkan korban yang sudah dalam posisi tergantung menggunakan kain sarung warna hijau. Setelah berhasil diturunkan, korban ditidurkan di atas tempat tidur dengan kondisi lemas serta akhirnya meninggal,” tutur Ni Ketut Suwarningsih.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Bhabinkamtibmas Bripka Kadek S.
Keluarga Menolak Autopsi
Setelah menerima laporan, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka juga menghubungi SPKT Polres Kediri Kota dan petugas kesehatan dari Puskesmas Semen.
“Tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Pada korban keluar air mani dan kotoran. Kondisi tubuh masih lemas belum ada kaku mayat ataupun lebam kematian perkiraan 1-4 jam,” kata Ni Ketut Suwarningsih.