Barulah pada tahun 1981, setelah penyelidikan yang menyeluruh, FDA akhirnya mengizinkan pemasaran aspartam dalam makanan kering. Pada tahun itu juga, Komite Pakar FAO/WHO tentang Aditif Makanan menetapkan parameter untuk konsumsi harian yang dapat diterima.
Pedoman aspartam
Pedoman WHO tidak berubah sejak tahun 1981: maksimum harian 40 miligram aspartam per kilogram berat badan. Rekomendasi di Amerika Serikat sedikit lebih longgar; pada tahun 1983, FDA menetapkan pedoman tersebut menjadi 50 miligram per kilogram berat badan.
Seseorang harus mengonsumsi banyak minuman ringan atau makanan yang mengandung aspartam untuk mencapai jumlah tersebut.
Baca Juga:Daftar Game Mod Terbaik Sepanjang Masa 2023 INI! jangan Sampai Gak Pernah Nyoba!Download Game Sigma Gratis Hanya di SINI! Rasakan Sensasi Gaming yang Luar Biasa!
American Beverage mengatakan bahwa minuman ringan diet biasanya mengandung rata-rata 100 miligram aspartam per kaleng.
Dengan rekomendasi WHO sebesar 40 miligram aspartam per kilogram berat badan perhari, seseorang yang memiliki berat badan rata-rata Amerika yaitu 83 kilogram atau 184 pound dapat minum hingga 33 kaleng dalam sehari dan tetap berada dalam batas yang diperbolehkan. Rekomendasi AS sebesar 50 miligram per kilogram akan memperbolehkan lebih dari 40 kaleng untuk orang berberat badan 184 pound.
Bagaimana proses klasifikasi ini bekerja
Ratusan penelitian telah melihat aspartam dan kemungkinan efek kesehatannya.
Meskipun semua penelitian menyatakan bahwa aspartam aman, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, FDA dan badan pengatur lainnya terus mengkaji seberapa aman aspartam itu. Tinjauan terbaru ini adalah pertama kalinya panel ahli kanker independen dari WHO memutuskan untuk secara resmi meninjau bukti-bukti yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun.
IARC, lembaga penelitian kanker dari WHO, mengambil ilmu pengetahuan tersebut dan melakukan penilaian bahaya. Komite tersebut melihat bahan-bahan seperti zat kimia, virus, dan aditif makanan untuk menentukan apakah ada yang dapat menyebabkan kanker. Peninjauan semacam ini dilakukan dalam siklus lima tahun, kata Dr. Mary Schubauer-Berigan, kepala sementara IARC Monographs Programme. Pada tahun 2015, panel ini mengklasifikasikan daging olahan seperti sosis dan hot dog dalam kategori yang sama dengan rokok.
Dalam peninjauan aspartam, komite melihat data laboratorium, data dari penelitian hewan, dan data manusia. Salah satu penelitian pada tahun 2022 dari Prancis yang melibatkan 100.000 orang dewasa menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan atau minuman dengan banyak pemanis buatan, termasuk aspartam, memiliki risiko (penyebab) kanker yang sedikit lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi pemanis lebih sedikit. Penelitian ini bersifat observasional, sehingga tidak dapat menentukan apakah pemanis tersebut menjadi penyebab peningkatan risiko kanker. Penelitian ini juga mengandalkan orang-orang untuk mengingat apa yang mereka makan atau minum dan mencatatnya, dan penelitian yang melibatkan laporan diri seperti ini kadang dianggap kurang dapat diandalkan.