Kondisi inilah yang menyebabkan permukaan bumi cepat mendingin karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hari.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan suhu udara menjadi dingin adalah adanya musim dingin di wilayah Australia.
Teguh menjelaskan bahwa ada pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, yang menyebabkan massa udara dingin bergerak menuju Indonesia melalui angin monsun Australia.
Baca Juga:Skull Island: Petualangan Mengejutkan di Pulau Tengkorak, Serial Animasi Baru di NetflixMushoku Tensei Jobless Reincarnation, Sebuah Epik Fantasi yang Menggugah Semangat
Angin monsun ini juga menjadi penyebab utama musim kemarau di Indonesia. Angin dingin dari wilayah Australia mengalir menuju wilayah Indonesia di Belahan Bumi Selatan.
Teguh juga mengingatkan bahwa fenomena suhu dingin ini akan berlangsung hingga Agustus 2023 dan kemudian suhu akan kembali menghangat pada bulan September.
Namun, dia menekankan bahwa fenomena suhu dingin ini adalah hal yang wajar terjadi, terutama untuk wilayah Indonesia di Belahan Bumi Selatan.
Masyarakat diharapkan untuk selalu bersiap diri dengan menggunakan jaket atau selimut di malam hari dan menjaga stamina tubuh agar terhindar dari potensi penyakit.