KAB. GARUT – Hingga kini sampah masih menjadi masalah serius yang dihadapi pemerintah. Di Kabupaten Garut setiap harinya sekira 230 ton sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing, Kabupaten Garut.
Menangani sampah sejatinya bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak saja, melainkan urusan bersama, termasuk juga masyarakat.
Guna menangani sampah tersebut, ada salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu melakukan pemilahan sampah melalui bank sampah. Salah satu kampung di Kabupaten Garut kini lingkungannya menjadi lebih bersih.
Baca Juga:Wakili Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Ridwan Kamil Lepas Kepergian Kontingen JabarMamat Rahmat Dilantik Sebagai PAW Anggota DPRD, Bupati Ciamis : Semoga Hadirnya Lebih Mewarnai Legislatif
Masyarakat di Kampung Mekarwangi, Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, memiliki kebiasaan unik, di mana setiap saat mereka berbondong-bondong menabung sampah sebagai pundi-pundi rupiah yang ditabungkan melalui Bank Sampah Amal Haqiqi. Bank ini merupakan bank sampah yang disupport oleh Rumah Amal Salman dan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) asal Garut (ABEG).
Warga lokal sekaligus salah satu pengurus Bank Sampah Amal Haqiqi Toto Sopian menuturkan, jika hadirnya bank sampah di daerahnya ini dalam rangka memberdayakan masyarakat setempat untuk belajar menabung sembari menjaga lingkungan sekitar.
Ia menilai ketika menabung menggunakan uang masyarakat merasa terbebani, sedangkan jika menabung melalui sampah masyarakat tidak terlalu merasa terbebani, sehingga muncul lah semangat untuk menabung sampah tersebut.
“Ada semangat secara tidak langsung membersihkan lingkungan, dia juga dapat keuntungan, diantaranya uangnya ditabung, jadi nggak sekaligus sekarang,” kata Toto, Selasa (18/7/2023).
Ia menambahkan, jika uang hasil tabungannya tidak langsung diambil, melainkan ditabungkan, di mana pihaknya selalu melakukan penimbangan 2 minggu sekali di setiap hari Jum’at. Alasannya, karena di daerahnya sudah jarang ditemukan sampah.
Toto juga mengungkapkan berkat adanya Bank Sampah ini, masyarakat sudah tidak malu ketika mengambil sampah di jalanan atau di saluran-saluran air, karena kini sudah tergabung dan menjadi nasabah Bank Sampah Amal Haqiqi.
“Kalau pagi-pagi kalau ada air gede kan tuh kan biasanya berantakan udah pagi-pagi udah ngambilin, jadi ibu-ibu tuh udah jadi nggak berasa jadi pemulung, dia berasanya jadi nasabah aja semua, jadi pada semangat Alhamdulillah,” ucapnya.