Sama halnya seperti bank pada umumnya, Toto mengatakan, jika setiap nasabah memiliki buku tabungannya masing-masing yang akan dibawa ketika jadwal penimbangan tiba.
“Masing-masing punya buku tabungan, jadi dia dapat berapa kilo misalkan kalau dia dapat 10 kilo, 10 kilo kan kalau dihargain (misalnya) Rp2.200 (per kilonya) berarti dia dimasukin di tabungan Rp22.000, yang dicatat di buku tabungan duitnya aja,” ujarnya.
Dengan keberhasilan Bank Sampah Amal Haqiqi ini, ia berharap program tersebut bisa direplikasi di setiap daerah di Kabupaten Garut, agar Kabupaten Garut bisa bersih dan bebas sampah, selain lingkungan menjadi bersih, masyarakat bisa diberdayakan.
Baca Juga:Wakili Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Ridwan Kamil Lepas Kepergian Kontingen JabarMamat Rahmat Dilantik Sebagai PAW Anggota DPRD, Bupati Ciamis : Semoga Hadirnya Lebih Mewarnai Legislatif
“Kalau bisa mah ya istilahnya di Kabupaten Garut ini bebas sampah lah jangan berantakan, sekarang kan hampir udah semua lah dari plastik,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah menyampaikan, pihaknya akan membuat satu gerakan pengurangan sampah secara masif melalui edukasi kepada masyarakat mulai dari kesepakatan terkait pengelolaan sampah, siapa yang mengolahnya, sarana dan prasarana mau seperti apa, dari mana anggarannya, hingga menentukan tempat mengumpulkan sampah itu sendiri, serta pihaknya akan menjadikan beberapa RW di Kabupaten Garut sebagai pilot project untuk gerakan tersebut.
Hal itu dilakukan, lanjut Jujun, guna mewujudkan lingkungan Kabupaten Garut yang bersih dan asri.
“Ini kami langsung edukasi ke masyarakat di 19 RW ini yang jadi pilot project kami, harapannya ke depan bahwa kami mungkin di awal Agustus akan lebih intens, lebih masif untuk mendongkrak percepatan bagaimana tingkat kesedaran dan partisipatif masyarakat ini lebih baik,” ucapnya, Rabu (12/7/2023). (humaspemkab.Garut/UPI)