PASUNDAN EKSPRES- Tata Cara Shalat Dhuha Yang Benar Dalam Agama Islam.
Shalat Dhuha merupakan Shalat yang dianjurkan untuk mengerjakannya, namun tidak wajib dalam hukumnya.
Juga menjadi salah satu shalat sunnah yang sangat dainjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam Haditsnya Beliau Bersabda:
يُصْبِحُ علَى كُلِّ سُلَامَى مِن أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بالمَعروفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِن ذلكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُما مِنَ الضُّحَى
Yang Artinya:
Baca Juga:Download Lucky Game Gratis dan Nikmati Serunya Bermain Game Terbaik!7 Penginapan Bandung Murah dengan Fasilitas Mewah: Liburan Istimewa di Kota Kembang!
“Setiap ruas dari anggota tubuh kalian pada pagi hari, harus disedekahi. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu tercangkup dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat.” (HR Muslim)
Waktu pelaksanaan Sholatnya juga, mulai saat matahari telah terbit setinggi 1 tombak dalam ilmu pandangan mata kita.
Dapat kita kira-kirakan antara jam setengah tujuh atau jam tujuh tergantung matahari terbit.
Pada dasarnya, tata cara Shalat Dhuha sama dengan shala-shalat yang lain.
Berwudlu sebelum solat, membaca niat dalam hati dan juga lain-lainnya.
Lafadz Niat Shalat Dhuha:
أصلي سنة الضحى ركعتين لله تعالى الله أكبر
“Usholy Sunnatadhuhaa Rok’ataini Lillahi Ta’ala”
Setelah membaca Surat Wajib dalam shalat yakni Al-Fatihah, sunnah untuk membaca Surah Ad-Dhuha, pada rakaat pertama. Dan setelah Al-fatihah rokaat kedua sunnah membaca Surah Qulhu atau nama lainnya Surah Al-Ikhlas.
Dan sebagaimana mestinya shalat pada umumnya.
Lalu, setelah melaksanakan Shalat, hendaklah membaca dao yang telah Rosul SAW anjurkan, berikut Doanya:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
(Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, walbahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quw watuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmatta ‘ishmatuka. Allaahumma in kaana rizqii fissamaai fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa in kaana mu’assaran fayassirhu, wa in kaana haraaman fathahhirhu, wa in kaana ba’iidan faqarribhu, bihaqqi dhuhaaika wa bahaaika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.)