SUBANG-Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral Bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas Rawalele, Kecamatan Dawuan membahas soal evaluasi kinerja puskesmas Semester I 2023.
Kepala Puskesmas Rawalele, dr Hj Lini Aquariah, MKK mengatakan, pembahasan rakor pada triwulan ini tak hanya membahas evaluasi penilaian kinerja. Melainkan membahas program-program Puskesmas Rawalele yang belum tercapai.
“Selain membahas evaluasi kerja, kami juga melakukan rencana tindak lanjut lintas sektor program-program Puskesmas Rawalele yang belum mencapai kinerja,” ujarnya.
Baca Juga:Ambu Anne Ajak Masyarakat Peduli Anak Yatim, Kolaborasi Tangani Permasalahan SosialSMPN Satap 2 Parungbanteng Bangun Saung Baca, Gali dan Kembangkan Minat Baca Peserta Didik
Dr. Lini mengatakan, program-program tersebut terdiri dari program esensial dan program pengembangan atau tambahan. Di mana program esensial merupakan upaya kesehatan yang wajib dan harus dilaksanakan oleh suatu puskesmas demi mencapai standar pelayanan minimal (SPM).
Adapun program esensial di antaranya, pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, serta pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Kemudian, program pengembangan puskesmas di antaranya pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, pelayanan kesehatan indra, pelayanan kesehatan lansia, pelayanan kesehatan kerja dan lainnya.
Selain membahas evaluasi kinerja dan program-program puskeskmas dalam rakor juga, UPTD Puskesmas Rawalele membahas program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting).
Program BAAS tersebut merupakan upaya percepatan penurunan stunting yang diluncurkan BKKBN sebagai gerakan gotong royong dari seluruh elemen di Kabupaten Subang khususnya di Kecamatan Dawuan.
“Dalam percepatan penurunan stunting dibutuhkan keterlibatan semua pihak dan salah satunya adalah dengan program BAAS,” ujarnya.
Dia mengatakan, desa-desa di Kecamatan Dawuan yang terdapat ada anak stunting akan dilakukan intervensi lanjutan, sehingga ke depannya tidak ada lagi anak yang mengalami stunting dan di Kecamatan Dawuan harus zero stunting.
Dalam upaya penurunan angka stunting di Kecamatan Dawuan, dr. Lini juga kerap mengadakan sosialisasi dan pelatihan para kader untuk validasi data serta bekerjasama dengan lintas sektor dan lintas program.
“Kemudian kami juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian asi eksklusif kepada balita dan memberikan MP ASI yg bergizi tinggi dan kaya protein hewani, untuk bayi diatas 6 bulan. Dengan rutin membawa anak periksa ke posyandu,” terangnya.(cdp/ysp)