SUBANG-Musim tanam kedua di Kabupaten Subang bertepatan dengan kondisi El Nino. Sejumlah wilayah di Kabupaten Subang mengalami kekeringan bahkan sebagian petani tak menggarap sawahnya.
Terkait hal itu, Bupati Subang H Ruhimat yang biasa disapa Kang Jimat meminta untuk menanggulangi dan mengantisipasi dampak El Nino. Bupati telah memerintahkan para kepala desa, Muspika untuk mengamankan kondisi kekurangan air bagi petani di Subang. Terutama sejumlah wilayah yang rentan kekurangan pasokan air seperti Kecamatan Cipunagara, Compreng, Pusakajaya, Pusakanagara dan sejumlah wilayah lainnya.
“Kalau luas area yang kekurangan air sekitar 30 hektaran dan ini harus kita atasi bagaimana caranya agar tetap teraliri suplai air agar jangan nanti saat petani butuh air, rebutan air dan bertengkar soal air,” katanya usai menghadiri acara Refleksi 5 tahun kepemimpinan Jimat Akur di Kecamatan Tambakdahan, Selasa (1/8).
Baca Juga:13 Desa Bakal Gelar Pilkades Serentak 22 Oktober 2023KPU Ancam Diskualifikasi Bacaleg, Jika Terbukti Palsukan Dokumen Persyaratan
Dengan kondisi El Nino ini, produksi padi di Subang harus tetap terjaga dan terkendali. Jika tidak maka akan berdampak pada produksi padi nasional. Kabupaten Subang adalah salah satu penghasil padi tingkat nasional dan provinsi.
“Pokoknya bagaimanapun caranya petani harus cukup air, ada sodetan di Kecamatan Compreng salah satu upaya antisipasi kekurangan suplai air di wilayah Subang Utara,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa Rancadaka Sueb mengatakan, di desanya sejumlah area sawah kekurangan air, dan ini akan berdampak pada produksi padi di desa nya.
Pihak nya bersama petani sedang mencari solusi atasi kekurangan suplayair tersebut dengan memasang mesin pompa sedot air.
Sebelumnya, para petani di Pantura Subang mengeluhkan kesulitan air untuk pengairan lahan pertanian. Seperti di Desa Bobos, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu petani di Desa Bobos H. Sarbani. Dia mengatakan, saat ini kondisi pertanian khususnya lahan pesawahan di Pantura mengalami kekeringan dan sulit mendapatkan air.
“Saat ini kondisi peswahan di Pantura mengalami kekeringan, khususnya dibagian Desa Bobos sebelah timur yang mengandalkan perairan dari SS Pangarengan,” terangnya.
Menurutnya, debit air yang kurang tidak akan mencukupi area pesawahan di Bobos bagian timur, dan hal ini pun disebabkan oleh beberaa faktor atau kendala.