“Pertama memang air yang datang dari PRN 1 pintunya terletak di Bugis Indramayu itu sangat sedikit airnya. Sehingga tidak akan sampai ke daerah bawah seperti Desa Bobos, Desa Pangarengan, Desa Pamanukan Sebrang dan lainnya,” kata H. Sarbani.
Apabila tidak dibantu dengan beberapa cara, kata H. Sarbani, air ini tidak akan cukup. Salah satu caranya yaitu harus dibantu dengan mesin pompa dari sungai Cipunagara.
Menurutnya, hal tersebut tidak dapat dilakukan setiap hari, karena air yang mengalir dari Sungai Cipungara kadang airnya asin. Tidak baik jika dipergunakan untuk mengairi lahan pesawahan.
Baca Juga:13 Desa Bakal Gelar Pilkades Serentak 22 Oktober 2023KPU Ancam Diskualifikasi Bacaleg, Jika Terbukti Palsukan Dokumen Persyaratan
Kemudian, lanjut H. Sarbani, waktu tanam yang bersamaan antara lahan pesawahan yang di atas dan di bawah seperti daerah Cilandak, Cigugur dan Sukamanah itu waktu tanamnya bersamaan dengan yang ada di bawah yaitu Mundusari, Pamanukan Sebrang dan Karangmulya.
“Sehingga air itu harus dibagi dan yang di bawah pasti tidak akan dapat air karena habis di bagian atas terlebih dahulu,” jelasnya.
Senada dengan H. Sarbani, petani lain pun mengeluhkan hal yang sama. Di mana petani lain mengeluh dan membandingkan masa tanam saat ini dengan masa tanam sebelumnya.
“Kalau masa tanam yang dulu itukan ada sistem tanam golongan semisal golongan satu, dua tiga. Di mana ketika golongan satu itu mulai masa tanam, golongan dua atau tiga bisa terakhir,” ujar Ahmad Fauzan.(dan/ysp)