PURWAKARTA-Payung Anies Indonesia (PAI) yang merupakan simpul relawan Anies Baswedan, menyasar pemilih dari kalangan milenial. Hal ini terungkap pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Payung Anies Indonesia yang digelar di Aula RS Holistic Indonesia, Purwakarta, Sabtu (16/9) malam.
Ketua Umum DPP Payung Anies Indonesia, Dr. Husen Ahmad Bajry mengatakan, 56 persen pemilih Pilpres 2024 mendatang adalah kaum milenial. Adapun saat ini Anies Baswedan begitu populer dan menjadi favorit kalangan emak-emak. “Di sisi lain, pola pikir milenial dikenal sekuler, sementara pasangan Anies – Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dikenal sangat islami. Sehingga, kami sudah menyiapkan strategi bagaimana Anies – Cak Imin bisa masuk ke kalangan milenial,” kata pria yang akrab disapa Dr. Husen ini.
Di antara strategi tersebut, ungkapnya, adalah dengan menggelar berbagai kegiatan yang melibatkan kaum milenial. Seperti turnamen futsal antarsekolah, jalan sehat milenial, dan lainnya.
Baca Juga:Bikin Bangga, Local Hero dari Purwakarta Siap MenduniaSistem Zonasi Timbulkan Polemik, Gus Ahad: Perbaikan PPDB Bisa Sesuai Kearifan Lokal
Dr Husen pun dengan tegas menyebutkan, jika Indonesia mau berubah maka harus memilih Anies – Cak Imin. “Karena, hanya Anies lah satu-satunya figur yang dapat mempersatukan rakyat Indonesia yang saat ini terpecah belah,” ujarnya.
Dr Husen pun meng-klaim, suara Prabowo pada Pilpres 2018 lalu, 99,99 persennya beralih ke Anies. “Cuma survey saja yang selalu menyebutkan Anies kalah, itu pun survey media-media mainstream,” ucap Dr. Husen.
Sementara itu, Juru Bicara Anies Baswedan yang turut menghadiri Rakornas Payung Anies Indonesia, Geisz Chalifa optimis akan kemenangan Anies, terlebih melihat kinerja relawan Anies yang sangat militan. “Aktivitas relawan, khususnya Payung Anies Indonesia sangat luar biasa. Dan memang dukungan Anies menjadi presiden itu awalnya dari relawan. Saya pribadi mendukung Anies sejak 2008 lalu. Sementara, secara resmi dukungan relawan terhadap Anies sudah dimulai sejak 2012,” kata Geisz Chalifa.
Disinggung tentang dugaan penjegalan terhadap Anies, Geisz tak menampiknya. “Itu bukan dugaan tapi fakta. Misalnya tentang Formula E yang dipermasalahkan. Padahal sudah diperiksa oleh BPK dan hasil audit BPK itu layak diselenggarakan,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, ada balapan MotoGP yang rugi bahkan berutang hingga Rp4,6 triliun dan sampai sekarang tidak dipermasalahkan. “Contoh lainnya, RS Sumber Waras yang merugikan negara Rp746 miliar juga tidak pernah dipermasalahkan,” ucapnya.(add/sep)