SUBANG-Akibat kemarau yang berkepanjangan, banyak petani ikan di Subang yang merugi. Kerugian tersebut dikarenakan banyaknya ikan yang mati belum lagi harga pakan yang terus mengalami kenaikan.
Pada beberapa daerah di Subang seperti Pagaden, Kalijati, hingga selatan Subang Kekeringan terjadi kolam-kolam ikan Budidaya air tawar. Dinas Perikanan Kabupaten mengimbau, agar petani ikan bersabar hingga menunggu musim penghujan tiba.
Petani Ikan di Pagaden Muhamad Rosa mengatakan, sekitar 1 kuintal ikan yang di budidaya nya gagal panen akibat kemarau yang terjadi. Kekurangan air menjadi faktor utama kegagalan panen ikan seperti mati dan kualitas ikan yang tidak baik.
Baca Juga:Tanam Pohon dan Bantu Warga Sektor 18 Citarum HarumLestarikan Permainan Tradisional Layang-layang di Subang
“Air yang kurang, ikan pun bisa kekurangan oksigen hingga air menjadi panas. Saya rugi 1 kuintal bulan ini,” ujarnya.
Dijelaskan Rosa, sebelum kekeringan terjadi, air di kolam nya yang berukuran 50×20 meter tersebut mencapai ketinggian air 1,5 meter, namun karena kekeringan, air hanya mencapai betis orang dewasa saja.
Kekeringan yang terjadi pun, ia tidak mau berspekulasi untuk menanam ikan kembali hingga musim penghujan tiba.
Petani ikan lainnya, Darmo mengatakan, harga pakan ikan terus mengalami kenaikan. Hal tersebut membuat para petani ikan kesulitan dalam mendapatkan untung.
“Harga sampai Rp15 – 17 ribu perkilogram. Mahalnya harga pakan ikan tersebut membuat para petani ikan kalang kabut, karena ongkos produksi tidak sesuai dengan pendapatan saat ikan dijual,” katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang H Hendrawan mengatakan, kondisi kemarau yang terjadi membuat para pembudidaya ikan air tawar kesulitan dalam pembibitan,penggemukan dan lainnya.
“Bersabar, sebentar lagi masuk musim penghujan,” katanya.(ygo/ery)