BANDUNG BARAT-Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya Lembang Agri (P4S) melakukan inovasi penjualan hasil pertanian dalam bentuk digital melalui aplikasi Sabacotta. Hal itu untuk mendapatkan kepastian harga dengan konsep pengembangan bisnis B to B.
Ketua P4S Dodih mengatakan, adanya transformasi pertanian dari hulu hingga hilir di Desa Cikidang Kecamatan Lembang Bandung Barat yang bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dengan P4S Lembang agri.
Dodih menuturkan, sejak Oktober 2015 BI melakukan pembenahan infrastruktur pertanian di bagian hulu, berupa pipanisasi pertanian, pembangunan sumur bor hingga pelatihan manajemen usaha sebagai bentuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) petani. “Selain itu kita kerjasama dengan BI ada program bisnis maching, menghubungkan antara petani dan pasar. Di fasilitasi oleh BI sehingga muncul konektifitas usaha,” ujar Dodi, Senin (6/11).
Baca Juga:Pj Bupati Purwakarta Diminta Evaluasi Penetapan Plt Dirut RSBAProf. Vina: Bullying Berakar dari Kekerasan, Sekolah Harus jadi Ruang Aman
Menurutnya, dari hasil kerjasama dengan Bank Indonesia, dampaknya terasa hingga saat ini. Terbukti P4S Lembang Agri, saat ini tengah mengembangkan bisnis B to B dengan sistem digitalisasi.
Di antaranya saat ini telah bekerjasama dengan salah satu restoran siap saji yang memiliki 300 outlate yang tersebar di Tangerang Raya dan Jabodetabek. Melihat potensi tersebut, Dodih melakukan transformasi dan inovasi untuk memudahkan order dan pengiriman. “Penataan hilirisasinya kita juga ikutin sampe ke logistik digitalisasi. Dari hulu sampai hilir kita sistem digital,” jelasnya.
Melalui aplikasi Sabacotta, lanjut dia, konsumen akan mudah melakukan order dan produsen juga langsung dapat menyiapkan pesanan dari konsumen. “Dari hilir kami buat sabcotta expres yang bekerjasama dengan restoran siap saji di Tangerang Raya dan Tangsel Jaksel. Kalo manual akan sangat mahal dan tidak efisien. Prodak sayuran dari Lembang Agri dikirim ke Distribusi Center (DC) kemudian kurir yang menyebar,” paparnya.
Saat ini dengan adanya kerjasama B to B melalui aplikasi Sabacotta yang melayani 30 outlate telah meraup omset 17-20 juta perminggu, sementara menurutnya ada potensi untuk mensuplai di 300 outlate. “Saat ini omset 17-20 juta perminggu dari 30 outlate ada potensi 300 outlate. Untuk menyambut potensi itu kami terus berproses dan persiapkan dari hulunya juga,” jelasnya.