Kemenkes RI Ungkap Alasan Sebar Nyamuk Walbachia di 5 Kota

Kemenkes RI Ungkap Alasan Sebar Nyamuk Walbachia di 5 Kota
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Nyamuk Wolbachia, yang dikenal sebagai penyebar demam berdarah Aedes aegypti, dikabarkan telah menerima suntikan bakteri Wolbachia yang diyakini dapat mengurangi risiko penularan demam berdarah jika tergigit.

Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia dengan tujuan meredakan tingginya penularan demam berdarah dengue (DBD) melalui nyamuk. Lima kota yang menjadi fokus penyebaran ini termasuk Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (NTT).

Langkah ini diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).

Fakta Penting tentang Nyamuk Wolbachia

1. Tanpa Rekayasa Genetik

Baca Juga:Liburan Seru Bersama Keluarga di Lembang Park & Zoo: Destinasi Modern dan Trendi yang Menyegarkan!Pentingnya Konsumsi Alpukat bagi Ibu Hamil: Manfaat Kesehatan yang Tidak Boleh Diabaikan!

Kemenkes menegaskan bahwa nyamuk Wolbachia adalah bakteri alamiah pada serangga yang bersahabat dengan lingkungan, tidak mengganggu ekosistem, atau siklus hidup mikroorganisme lain.

Manusia tidak dijadikan subjek uji coba dalam proyek ini.

2. Bakteri Wolbachia Membuat Nyamuk Aedes Aegypti Mandul

Nyamuk Wolbachia dapat menekan penularan DBD, mengurangi kasus orang yang terinfeksi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa jika nyamuk jantan berwolbachia kawin dengan nyamuk betina, virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

3. Telah Terbukti Menurunkan DBD di 9 Negara

Kemenkes menerapkan teknologi Wolbachia berdasarkan pengalaman sembilan negara seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka, yang berhasil mengalami penurunan penyebaran DBD.

4. Melumpuhkan Virus melalui WMP di Yogyakarta

Penelitian yang melibatkan filantropi dari Yayasan Tahija dilakukan di Yogyakarta melalui fase persiapan dan pelepasan Aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).

5. Sosialisasi di Kota Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Kota Semarang dipilih sebagai salah satu target proyek pilot penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan DBD, mempertimbangkan tingginya kasus DBD di wilayah tersebut.

Walikota Semarang, Bu Ita, menekankan perlunya masyarakat tetap melakukan pemeriksaan jentik nyamuk (PJN) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin sebagai langkah pencegahan.

0 Komentar