PASUNDAN EKSPRES – Ketua PCNU Subang Kabupaten Subang KH. Satibi menyambut baik ide brilian Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi Sanggabuana, tentang mensuport 6 Dai, yang disiapkan oleh LDNU.
KH. Satibi menyebutkan, ide yang segera direalisasikan Raja Galuh Pakuan itu, untuk membangun peradaban yang multikultural di tengah-tengah masyarakat yang hegomoni.
“Tentunya apa yang dilakukan oleh Kang Raja ini, sesuai dengan visi misi Nahdhatul Ulama, yaitu merawat jagat membangun peradaban,” ujar KH. Satibi kepada wartawan di Subang, Jumat (5/4/2024).
Baca Juga:Bey Machmudin: Perbaikan Tol Bocimi Selesai dalam Tiga Hari, Sementara hanya bisa dilalui satu jalurLibur Lebaran, Bey Machmudin Ingatkan ASN Jabar Tetap Siaga Layani Masyarakat
KH. Satibi mengatakan, meski baru 6 dai yang baru di suport oleh LAK Galuh Pakuan, namun ia yakin dengan 6 dai itu, mampu mewujudkan cita-cita Galuh Pakuan dan PCNU Subang, untuk membangun peradaban yang multikultural di masyarakat.
“Mudah-mudahan saja bisa menjadi contoh bagi yang lain, sehingga LAK Galuh Pakuan dan NU bisa tumbuh besar bersama,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Subang H. Badruzaman sangat mendukung apa yang dilakukan LAK Galuh Pakuan, yang tentunya visi misi Galuh Pakuan tidak hanya sama dengan NU saja, tetapi juga sama dengan visi misi Kemenag, dan itu menjadi tanggungjawab kemenag sebenarnya.
“Tentunya kami sangat terbantu oleh kiprah LAK Galuh Pakuan, dan kami juga bangga masih ada lembaga adat yang peduli terhadap ahlak umat, baik mental dan spiritual masyarakat,” kata Badruzaman.
Kepala Kemenag menilai, apa yang dilakukan LAK Galuh Pakuan sangat tepat sekali untuk memotivasi para dai, menjadi motivator kehidupan keagamaan, khususnya membangun mental spiritual masyarakat.
“Masyarakat kita ini kan beragam, yang tidak hanya datang dari satu ragam keagamaan. Tentunya kehadiran LAK Galuh Pakuan ini, In Syaa Alloh benar-benar bermanfaat, tidak hanya mengaktuakisasikan, sekaligus memberikan penghormatan terhadap tradisi yang ada di masyarakat, dan tradisi itu sejalan dengan ajaran agama,” pungkasnya.