Alasan 10 Juta Gen Z jadi Pengangguran! Pentingnya Keterampilan Komunikasi Tatap Muka di Era Digital Gen Z

Alasan 10 Juta Gen Z jadi Pengangguran! Pentingnya Keterampilan Komunikasi Tatap Muka di Era Digital Gen Z
Alasan 10 Juta Gen Z jadi Pengangguran! Pentingnya Keterampilan Komunikasi Tatap Muka di Era Digital Gen Z
0 Komentar

   – Tantangan bagi Pemberi Kerja: Sektor dan posisi tertentu memerlukan komitmen waktu dan energi yang tinggi, yang mungkin sulit dipenuhi jika karyawan menuntut keseimbangan kerja-hidup yang signifikan.

 

7. Preferensi Terhadap Lingkungan Kerja yang Terbuka dan Inklusif:

   – Penjelasan: Gen Z sangat menghargai keberagaman dan inklusivitas, serta mengharapkan lingkungan kerja yang terbuka dan menghormati perbedaan.

   – Tantangan bagi Pemberi Kerja: Perusahaan yang masih beroperasi dengan budaya kerja tradisional mungkin menghadapi tantangan dalam memenuhi ekspektasi ini dan mungkin perlu melakukan perubahan besar dalam kebijakan dan budaya perusahaan.

 

8. Kritis Terhadap Hierarki Tradisional:

Baca Juga:Raffi Ahmad Batalkan Proyek Beach Club di Gunung Kidul, Berikut Klarifikasi Langsungnya dari Instagram!Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024! Cara Cek dan Tautan Akses Hasil dari 40 Kampus Di Indonesia!

   – Penjelasan: Gen Z cenderung kurang menyukai struktur hierarkis yang kaku dan lebih memilih organisasi yang datar dengan komunikasi terbuka.

   – Tantangan bagi Pemberi Kerja: Perusahaan dengan struktur hierarkis yang kuat mungkin harus beradaptasi dengan pendekatan yang lebih kolaboratif dan fleksibel untuk menarik dan mempertahankan talenta dari Gen Z.

 

Referensi sifat-sifat tersebut didasarkan pada berbagai studi dan laporan tentang perilaku dan karakteristik Gen Z di tempat kerja, seperti yang dipublikasikan oleh Deloitte, PwC, dan berbagai artikel akademis serta media. Dengan memahami sifat-sifat ini, perusahaan dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk menarik dan mengelola talenta muda dari Generasi Z.

 

Upaya Menurunkan Angka Pengangguran

 

Meskipun angka pengangguran masih tinggi, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki, menyebutkan bahwa ada penurunan angka pengangguran sejak berakhirnya pandemi Covid-19. Menurut data, angka pengangguran turun sebesar 0,97% pada tahun 2023, menjadi 22,5%. “Jadi sebenarnya sudah turun 0,97%,” kata Maliki kepada CNBC Indonesia pada Selasa (21/5/2024).

 

Pemerintah menjadikan data ini sebagai acuan untuk menentukan arah kebijakan ke depan. Fokus utama adalah mendorong kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan yang lebih produktif, baik melalui pendidikan, pekerjaan, atau kewirausahaan. “Yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana sebenarnya dengan jumlah itu kita bisa sebanyak-banyaknya masuk ke kegiatan produktif. Apakah itu masuk sekolah atau bekerja atau memang dia punya usaha tentunya kita arahkan ke sana,” ujar Maliki.

0 Komentar