PASUNDAN EKSPRES – Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur menghadapi berbagai kendala, salah satunya adalah minimnya minat investor. Meskipun Presiden Joko Widodo telah berkomitmen mengalokasikan 90,4 triliun rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek ini, jumlah tersebut hanya sekitar 20% dari total kebutuhan dana yang mencapai 466 triliun rupiah.
Sisanya diharapkan datang dari investasi swasta dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha. Namun, hingga kini, dana investasi swasta masih seret. Meskipun berbagai aturan, termasuk Undang-Undang Cipta Kerja, telah diterbitkan untuk mempermudah masuknya investasi asing, kenyataannya para investor masih ragu untuk menanamkan modalnya di proyek IKN.
Salah satu contoh nyata adalah mundurnya CEO SoftBank, Masayoshi Son, sebagai investor pada Maret 2022. Ini menunjukkan bahwa meskipun proyek IKN digadang-gadang sebagai masa depan Indonesia, keyakinan investor terhadap keberlanjutan dan keuntungan proyek ini masih rendah.
Baca Juga:Sejarah Panjang Pemindahan Ibu Kota Indonesia, Dari Soekarno hingga Jokowi!Cara Mudah Mengunduh Video Instagram Tanpa Menggunakan Aplikasi Tambahan
Minimnya minat investor ini juga berujung pada pengunduran diri Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan wakilnya Doni Rahayu pada Juni 2024. Pengunduran diri ini menjadi sinyal bahwa proyek IKN menghadapi tantangan besar dalam menarik investasi yang diperlukan. Penggantian pucuk pimpinan dengan menunjuk Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Otorita IKN diharapkan dapat membawa angin segar dalam upaya menarik investor.
Namun, tantangan tersebut tak hanya datang dari sisi investasi. Proyek IKN juga menghadapi masalah dengan masyarakat lokal dan lingkungan yang perlu diselesaikan. Dengan kompleksitas masalah yang ada, keberhasilan pemindahan ibu kota ini sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk menarik investasi dan menyelesaikan konflik yang ada.
Apakah pemerintahan yang baru nanti akan mampu mengatasi berbagai kendala ini dan melanjutkan proyek IKN dengan lancar? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, proyek ambisius ini membutuhkan strategi yang matang dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk dapat terwujud sesuai rencana.