“Setiap tahunnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah ini selalu menjadi perhatian. Kami sudah melakukan mitigasi, termasuk dengan membangun sekat bakar dan embung di kawasan gunung untuk mengurangi risiko kebakaran,” kata Anne.
Untuk mengantisipasi hal ini, BPBD juga telah menyiapkan peralatan pemadam kebakaran dan bantuan lainnya yang didistribusikan ke daerah-daerah yang rawan bencana. “Kami mendapatkan dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk peralatan yang kemudian disebar ke daerah-daerah dengan risiko bencana tinggi,” jelasnya.
Pemprov Siapkan Anggaran Darurat
Dalam menghadapi potensi bencana kekeringan dan kebakaran, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mempersiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp124 miliar. Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menjelaskan bahwa dana ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan, termasuk penanganan kekeringan di daerah-daerah yang paling terdampak.
Baca Juga:Siapa Sebenarnya Sintya Marisca? Fakta-Fakta Seputar Kehidupan dan KariernyaProfil Sintya Marisca, Dari Viral Joget Hingga Sorotan Hubungan Pribadi!
“Setiap daerah sudah disiapkan alokasi BTT. Ini penting agar mereka dapat menangani situasi darurat, terutama di tengah musim kemarau yang masih berlangsung. Untuk daerah dengan status tanggap darurat, mereka bisa segera menggunakan dana tersebut melalui alokasi dari APBD,” ujar Bey.
Penyaluran Air Bersih Terus Dilakukan
Sebagai langkah konkret dalam menangani krisis air bersih, Pemprov Jabar telah bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memastikan pasokan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 954 ribu liter air bersih telah didistribusikan ke delapan kabupaten/kota yang mengalami kekurangan air.
“Penyaluran air bersih sudah kami lakukan secara bertahap ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan. Kami berharap dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan PDAM, tidak ada masyarakat yang mengalami krisis air bersih,” pungkas Bey.
Melihat situasi yang terus berkembang, penanganan kekeringan di Jawa Barat membutuhkan strategi yang lebih holistik dan berkelanjutan. Selain bantuan darurat, langkah mitigasi jangka panjang, seperti pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, penghematan air, serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, harus terus didorong. Penguatan infrastruktur penampungan air dan pembangunan embung-embung di daerah rawan kekeringan juga bisa menjadi solusi efektif untuk mengantisipasi krisis serupa di masa mendatang.