Ancaman kebakaran lahan ini tentu semakin memperparah situasi. Dengan kondisi tanah yang kering dan udara yang panas, api dapat menyebar dengan cepat, mengancam pemukiman dan lahan pertanian. Pemerintah Jawa Barat telah berupaya memitigasi kebakaran hutan dengan membuat sekat bakar dan embung di beberapa wilayah yang rawan kebakaran. Namun, masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada dan menghindari aktivitas yang dapat memicu kebakaran.
Upaya Pemerintah Mengatasi Kekeringan
Menanggapi peringatan BMKG serta kondisi kekeringan yang semakin parah, pemerintah pusat dan daerah telah mengambil langkah-langkah konkret untuk menghadapi situasi ini. Di Jawa Barat, misalnya, Pemprov Jabar telah menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp124 miliar untuk membantu daerah-daerah yang terdampak kekeringan. Menurut Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, dana ini akan digunakan untuk berbagai keperluan terkait bencana, termasuk kekeringan dan krisis air bersih.
“Semua daerah sudah disiapkan BTT. Provinsi siaga darurat untuk mengingatkan bahwa kita masih berada di musim kemarau. Sementara itu, untuk daerah yang berstatus tanggap darurat, bisa menggunakan alokasi BTT sehingga penanganan bencana bisa lebih cepat,” ujar Bey.
Baca Juga:Krisis Kekeringan di Jawa Barat! 12 Daerah Terdampak, Bekasi Paling Parah!Siapa Sebenarnya Sintya Marisca? Fakta-Fakta Seputar Kehidupan dan Kariernya
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memastikan suplai air bersih tetap terjaga di daerah-daerah yang terdampak. Hingga saat ini, sekitar 954 ribu liter air bersih telah disalurkan ke 8 kabupaten/kota di Jawa Barat, termasuk Kabupaten Bekasi yang mengalami krisis air terparah. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mulai menabung air selagi hujan masih turun di beberapa wilayah. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengingatkan bahwa meskipun curah hujan menurun drastis, masyarakat perlu memanfaatkan setiap kesempatan hujan untuk menyimpan air sebanyak mungkin. “Selagi masih turun hujan, alangkah baiknya dimanfaatkan untuk menabung air. Hemat dan bijak dalam menggunakan air sangat penting, agar memiliki cadangan air saat puncak musim kemarau melanda,” ujar Andri.