PASUNDAN EKSPRES – Dalam perkembangan terbaru dunia kripto di Indonesia, memecoin PEPE menonjol sebagai salah satu aset yang paling banyak diperdagangkan, meskipun awalnya hanya dipandang sebagai aset spekulatif. Berdasarkan laporan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), PEPE berhasil masuk dalam lima besar aset kripto yang paling aktif diperdagangkan sepanjang September 2024. Pencapaian ini menegaskan semakin kuatnya posisi PEPE di pasar kripto Indonesia.
Menurut data Bappebti, nilai total transaksi aset kripto di Indonesia pada bulan tersebut mencapai Rp33,67 triliun. Angka ini sebenarnya menurun sebesar 31,17 persen dibandingkan dengan Agustus 2024, yang tercatat sebesar Rp48,92 triliun. Meski demikian, memecoin PEPE tetap berhasil menarik perhatian para trader lokal. Di peringkat empat, PEPE berhasil melampaui Solana (SOL), sedangkan posisi teratas dipegang oleh Tether (USDT), Ethereum (ETH), dan Bitcoin (BTC). “Aset kripto yang paling banyak ditransaksikan berdasarkan nilai pada September 2024 adalah Tether (USDT), Ethereum (ETH), Bitcoin (BTC), Pepecoin (PEPE), dan Solana (SOL),” jelas Bappebti dalam pernyataan resminya.
Keberhasilan PEPE ini cukup mengejutkan karena memecoin sering kali dipandang sebelah mata dalam komunitas kripto, dianggap tidak memiliki dasar fundamental yang kuat. Namun, minat yang signifikan dari para investor menunjukkan bahwa PEPE kini dipandang lebih dari sekadar lelucon di dunia kripto. Memecoin ini berhasil mengamankan tempat di tengah aset-aset kripto besar lainnya. Ini juga menandakan perubahan persepsi terhadap jenis aset ini, terutama di tengah volatilitas pasar yang tinggi.
Baca Juga:Selesaikan Konflik, Perusahaan Rokok di Kanada Setujui Pembayaran 365 TriliunPT Pupuk Indonesia Optimalkan Produktivitas Padi di Subang dengan Teknologi Presisi
Nilai PEPE yang diperkirakan bisa mencapai US$25 miliar menjadikannya salah satu pilihan bagi investor yang tertarik dengan potensi keuntungan jangka pendek. Meskipun tetap berisiko, banyak yang melihat peluang di balik volatilitasnya. Ekosistem kripto Indonesia yang berkembang turut mendorong pertumbuhan PEPE, dengan semakin banyaknya pedagang yang tertarik berinvestasi di aset ini. Hingga September 2024, jumlah pelanggan aktif yang terlibat dalam transaksi kripto mencapai 504,3 ribu orang. Meskipun terjadi penurunan nilai transaksi bulanan, angka tersebut mencerminkan bahwa minat terhadap kripto masih sangat tinggi di Indonesia.
Fenomena memecoin ini tak lepas dari perubahan pola pikir investor. PEPE, yang awalnya hanya dianggap sebagai satir atau candaan, kini menjadi salah satu aset yang serius diperhitungkan. Investor global maupun lokal semakin tertarik untuk menjadikannya bagian dari portofolio investasi mereka, baik untuk diversifikasi maupun keuntungan jangka pendek. Ini membuktikan bahwa aset kripto yang dulu dianggap spekulatif dapat menarik perhatian besar dalam dunia yang semakin digital ini.