Kemiskinan Menghantui Nelayan Blanakan Akibat Kelangkaan Solar! Kini Lakukan Demo Besar-besaran!

Kemiskinan Menghantui Nelayan Blanakan Akibat Kelangkaan Solar! Kini Lakukan Demo Besar-besaran!
Kemiskinan Menghantui Nelayan Blanakan Akibat Kelangkaan Solar! Kini Lakukan Demo Besar-besaran!
0 Komentar

SUBANG – Puluhan nelayan di Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, turun ke jalan untuk memprotes kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang semakin parah. Aksi yang berlangsung Kamis (24/10/2024) ini juga menjadi bentuk perlawanan atas kebijakan pemerintah yang mengurangi kuota BBM bersubsidi untuk nelayan.

Para nelayan yang frustrasi meluapkan kemarahan mereka dengan membanting drum-drum kosong tempat penyimpanan solar dan membakar ban bekas di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Blanakan. Aksi ini sebagai bentuk protes karena stok solar di SPBN telah habis, menyebabkan nelayan tak bisa melaut.

Ketua Koperasi Bina Pajar Sidik, Dasam, menyatakan keprihatinannya terhadap situasi yang dihadapi para nelayan. Ia menjelaskan bahwa nelayan selama ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemerintah daerah dan pusat, namun saat mereka menghadapi krisis solar, pemerintah seolah-olah tidak memberikan perhatian yang memadai.

Baca Juga:Solar Langka, Nelayan Blanakan Siap Tutup Jalur Pantura Jika Tuntutan Tak DipenuhiMemecoin PEPE Gemparkan Pasar Kripto Indonesia, Masuk Daftar Aset Paling Diperdagangkan!

“Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Nelayan adalah tulang punggung ekonomi maritim, namun saat bahan bakar mereka langka, pemerintah seakan menutup mata. Dampak dari kelangkaan ini akan meluas ke berbagai sektor,” ungkap Dasam. Ia juga menambahkan bahwa pihak koperasi merasakan dampak yang luar biasa dari krisis solar ini. “Kelangkaan BBM memaksa nelayan memikirkan cara lain untuk menafkahi keluarga mereka, namun pemerintah belum menyediakan solusi atau pekerjaan alternatif bagi mereka,” jelasnya.

Dasam mengungkapkan bahwa sebelumnya, kuota bulanan solar mencapai 364 kiloliter, namun jumlah tersebut sebenarnya masih belum mencukupi. Lebih parahnya lagi, sejak 18 Oktober 2024, kuota solar bersubsidi dikurangi menjadi hanya 174 kiloliter, yang membuat stok solar kini benar-benar habis. “Pengurangan ini jelas memukul para nelayan, yang sudah kesulitan sejak awal,” katanya.

Para nelayan mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar jika kebutuhan solar mereka tidak segera dipenuhi. Mereka bahkan berencana menutup akses Jalan Pantura, salah satu jalur penting di Jawa Barat, sebagai bentuk protes jika pemerintah tidak segera bertindak. Setelah melakukan aksi protes, para nelayan perlahan membubarkan diri, namun dengan janji akan kembali dengan aksi yang lebih besar jika tuntutan mereka tak dipenuhi.(rul)

0 Komentar