SUBANG – Seorang siswa SD berinisial AR (9), yang berasal dari Subang, Jawa Barat, dilaporkan koma hingga meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan oleh tiga kakak kelasnya, pada Senin (25/11) pukul 16.10 WIB setelah menjalani perawatan intensif selama enam hari di ruang ICU RSUD Ciereng Subang. Peristiwa ini mengguncang masyarakat dan menyoroti seriusnya persoalan bullying di lingkungan pendidikan.
Kronologi: Kekerasan Berujung Koma
AR, siswa kelas 3 SDN Jayamukti, Kecamatan Blanakan, disebutkan oleh keluarganya sebagai korban pemalakan dan kekerasan fisik yang dilakukan oleh tiga siswa kakak kelasnya, berinisial M, D, dan O, dari kelas 4 dan 5. Kejadian ini terjadi saat jam istirahat sekolah.
“Kejadiannya pas jam istirahat sekolah. AR dipalak oleh ketiga kakak kelasnya tersebut, namun AR tak mau memberikan uang yang diminta hingga akhirnya dipukuli,” ungkap Sarti, salah satu anggota keluarga korban, Jumat (22/11/2024).
Baca Juga:Trik dan Cara Dapat Saldo DANA Gratis Sebelum Tengah Malam Ini!10 Kode Voucher DANA Gratis Malam Ini, Belanja Hemat dan Seru!
Selain di sekolah, korban juga mengaku sering dipukul di tempat mengaji. Keluarga meminta aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini dengan tuntas karena menyangkut nyawa anak mereka.
Gejala Awal: Sakit Kepala dan Muntah
Pasca kejadian, AR mulai mengeluhkan sakit kepala yang hebat, disertai muntah-muntah. Hal ini mengindikasikan adanya cedera serius, namun kondisinya baru terungkap secara signifikan setelah ia koma. “AR sempat mengeluh sakit di kepala hingga muntah-muntah,” lanjut Sarti.
Respons Pihak Sekolah
Kepala SDN Jayamukti, Kasim, mengakui bahwa sekolah terlambat mengetahui dugaan perundungan ini. Menurutnya, AR sempat hadir ke sekolah setelah insiden terjadi, tanpa menunjukkan tanda-tanda sakit yang mencolok.
“Kejadiannya sudah sekitar semingguan lalu. AR sempat masuk sekolah, tapi tidak menunjukkan gejala apa pun. Ketika di-bully pun tidak ada laporan yang masuk ke pihak sekolah,” kata Kasim.
Ia menambahkan, dugaan perundungan itu terjadi di luar area sekolah. “Kalau kejadiannya di dalam sekolah, biasanya ada anak yang melapor. Ini tidak ada laporan sama sekali,” jelasnya.
Kondisi Medis: Pendarahan di Otak
Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Subang, dr. Syamsu Riza, mengungkapkan bahwa kondisi AR sudah sangat kritis saat pertama kali dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).