Kisah Patrick Kluivert! Terlilit Utang Rp16,8 Miliar, Kini Menuju Timnas Indonesia

Kisah Patrick Kluivert! Terlilit Utang Rp16,8 Miliar, Kini Menuju Timnas Indonesia
Kisah Patrick Kluivert! Terlilit Utang Rp16,8 Miliar, Kini Menuju Timnas Indonesia
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Patrick Kluivert, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat penerus Shin Tae Yong di Timnas Indonesia, kembali menjadi sorotan. Namun, kali ini perhatian tidak hanya tertuju pada reputasinya sebagai mantan pesepakbola kelas dunia, melainkan juga pada salah satu insiden kontroversial dalam hidupnya. Latar belakang Kluivert terkait kasus perjudian yang melibatkan dirinya kembali diangkat, mengungkap sisi lain dari perjalanan hidup sang legenda.

Kasus Perjudian yang Menimbulkan Utang Besar

Menurut laporan dari media Belanda Volkskrant, yang dikutip oleh RFI, Kementerian Kehakiman Belanda memegang dokumen pengadilan yang menunjukkan bahwa Patrick Kluivert terlibat dalam perjudian pada pertandingan sepak bola sepanjang tahun 2011 dan 2012. Aktivitas tersebut menyebabkan dirinya terlilit utang sebesar 1 juta euro, setara dengan Rp16,8 miliar.

Lebih jauh, kasus ini juga melibatkan pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola, yang dilakukan oleh pihak lain. Namun, Kementerian Kehakiman Belanda secara tegas menyatakan bahwa Kluivert tidak terlibat dalam manipulasi pertandingan. Pernyataan ini penting karena meskipun Kluivert sempat terseret dalam kasus perjudian tersebut, ia tidak memiliki keterlibatan langsung dalam tindak kriminal pengaturan skor.

Baca Juga:Mudah dan Cepat! 7 Cara Mengubah Pulsa Jadi Saldo DANA 2025Akhirnya Tayang! Solo Leveling Season 2 2025 Episode Perdana Hadir dengan Kisah Epik

Pembelaan dari Pihak Kluivert

Gerard Spong, pengacara Kluivert, menekankan bahwa kliennya hanyalah korban dalam kasus ini. “Kluivert tidak memiliki keterlibatan dalam tindak kriminal berupa manipulasi pertandingan sepak bola,” ujarnya. Spong juga menegaskan bahwa kliennya hanya menjadi sasaran eksploitasi oleh pihak-pihak yang memanfaatkan situasi.

Pada tahun 2015, Dinas Intelijen dan Investigasi Fiskal Belanda menangkap lima anggota geng kriminal yang terkait dengan aktivitas perjudian dan pengaturan pertandingan ini. Dalam penyelidikan tersebut, Kluivert dipanggil sebagai saksi, bukan tersangka. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa aktivitas taruhannya bertentangan dengan hukum. “Saya tidak mengetahui perjudian ini dilarang, dan saya tidak memahami dampak dari mengikuti taruhan ini,” ucap Kluivert saat itu.

Tekanan dari Geng Kriminal

Keterlibatan Kluivert dalam perjudian ternyata membuka jalan bagi geng kriminal untuk memerasnya. Para pelaku memiliki bukti berupa rekaman suara Kluivert yang digunakan untuk mengancamnya. Geng tersebut mengancam akan merilis bukti itu ke media jika Kluivert tidak melunasi utangnya yang mencapai 1 juta euro. Ancaman ini menjadi tekanan besar bagi Kluivert, yang pada saat itu harus menghadapi situasi sulit tersebut seorang diri.

0 Komentar