SUBANG – Belakangan ini, publik dihebohkan dengan aksi tidak bisa makan 18 hari yang dilakukan oleh Andri John, seorang sopir truk yang dikenal sebagai “manusia tahan lapar”. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap penutupan tambang ilegal di Subang yang berdampak pada mata pencaharian masyarakat sekitar.
Klarifikasi Andri John
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi yang tayang pada rabu, 29/01 2025, Andri John memberikan klarifikasi mengenai aksinya. Ia menjelaskan bahwa tindakannya bukanlah untuk mencari perhatian, melainkan sebagai bentuk protes terhadap penutupan tambang ilegal yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. “Saya tidak mencari sensasi. Ini adalah bentuk protes saya terhadap penutupan tambang yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan,” ujar Andri dalam video tersebut.
Reaksi Kang Dedi Mulyadi
Kang Dedi Mulyadi, yang sebelumnya dikenal sebagai Bupati Purwakarta dan kini menjadi anggota DPR RI, memberikan tanggapan terhadap aksi Andri John. Dalam pertemuan tersebut, Kang Dedi menyampaikan bahwa penutupan tambang ilegal dilakukan untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerusakan lebih lanjut. “Penutupan tambang ilegal adalah langkah yang tepat untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerusakan yang lebih parah,” tegas Kang Dedi.
Sudut Pandang Masyarakat
Baca Juga:Harga Emas Antam Per 29 Januari 2025 Turun Drastis!Sertifikat Hak Milik di Laut Cirewang Subang Mengancam Nelayan!
Masyarakat memiliki pandangan yang beragam mengenai pertemuan ini. Beberapa mendukung aksi Andri John sebagai bentuk perjuangan untuk hak-hak masyarakat kecil, sementara yang lain memahami alasan di balik penutupan tambang ilegal yang dilakukan oleh pemerintah. “Saya mendukung Andri John karena dia memperjuangkan nasib kami yang kehilangan pekerjaan akibat penutupan tambang,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Pertemuan antara Andri John dan Kang Dedi Mulyadi menunjukkan adanya perbedaan perspektif antara aktivis dan politisi mengenai isu penutupan tambang ilegal. Meskipun demikian, dialog antara kedua belah pihak membuka ruang untuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak penutupan tambang terhadap masyarakat dan lingkungan.