Kang Dedi Mulyadi Jelaskan Kenapa Tutup Tambang Ilegal ke Andri Jhon!

Kang Dedi Mulyadi Jelaskan Kenapa Tutup Tambang Ilegal ke Andri Jhon!
Kang Dedi Mulyadi Jelaskan Kenapa Tutup Tambang Ilegal ke Andri Jhon!
0 Komentar

SUBANG – Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat terpilih, akhirnya bertemu langsung dengan Andri John, seorang sopir truk yang sempat viral akibat aksi mogok makan selama 18 hari sebagai bentuk protes terhadap penutupan tambang ilegal di Subang. Dalam pertemuan tersebut, Andri memberikan penjelasan mengenai aksinya dan mengungkapkan alasan di balik keputusan dramatis tersebut.

Saat ditemui, Andri menceritakan bagaimana dirinya bisa terlibat dalam unjuk rasa yang sempat menghebohkan banyak pihak. “Saya sopir, Pak, di lokasi tambang kemarin (yang ditutup), narik di situ,” ujar Andri, mengungkapkan profesinya kepada Dedi Mulyadi melalui unggahan di Instagram @dedimulyadi71.

Andri mengaku tidak tahu bahwa tambang tempatnya bekerja merupakan tambang ilegal. Ia baru mengetahui status ilegalitas tambang tersebut setelah menonton konten dari Dedi Mulyadi. “Soal ilegal tidaknya saya tidak tahu. Baru tahu ilehal dari konten Pak Dedi. Abdi mah (saya) kuli angkut. Nu boga kontrak dunungan, teu apal namina (yang punya kontrak majikan, namanya tidak hapal),” jelas Andri dengan lugas. Ia mengungkapkan bahwa ia hanya mengetahui lokasi tempatnya bekerja sebagai sopir truk, dengan plat nomor mobil yang berasal dari Jakarta, tanpa mengetahui detail lainnya.

Baca Juga:Aksi Mogok Makan Andri John Viral, Begini Klarifikasinya Mengenai Penutupan Tambang!Daftar BPJS Kesehatan 2025: Tips dan Trik Agar Proses Pendaftaran Lancar

Andri menceritakan bahwa ia baru mulai bekerja di tambang tersebut, dan saat tambang ditutup, temannya mengajak untuk ikut berunjuk rasa ke Subang. “Nembe lebeut abdi mah (baru masuk kerja). Pas tambang ditutup diajakin teman ayo demo ke Subang. Da urang kieu wae mah kumaha, kumaha dapur (kalau begini terus bagaimana dapur),” ungkap Andri, mengutip percakapan dengan temannya yang menggugah dirinya untuk ikut demo.

Selama aksi unjuk rasa, Andri mengaku hanya mengenal beberapa orang dari teman-temannya. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak tahu jika ada organisasi masyarakat (ormas) yang turut bergabung dalam aksi tersebut. Tentang pernyataan dirinya yang mengaku tidak makan selama 18 hari, Andri menjelaskan bahwa pernyataan tersebut spontan dan tidak sepenuhnya benar. “Sepintas, Pak. Rek 8 poe jadi 18 poe (mau bilang 8 hari jadi 18 hari),” kata Andri, merujuk pada klaim dirinya yang sempat diucapkan saat demo. Padahal, Andri mengungkapkan bahwa selama 8 hari tersebut, ia tetap makan, meskipun tidak di rumah, melainkan di kebun tempat ia bekerja.

0 Komentar