Eksistensi Angkutan Umum di Subang Menurun, Supir Harapkan Penumpang Kembali Ramai

Supir angkutan kota
Supir angkutan kota (angkot) mengeluhkan berkurangnya pengguna jasa transportasi umum, yang berdampak langsung pada penghasilan mereka. ZAENAL ABIDIN PASUNDAN EKSPRESĀ 
0 Komentar

SUBANG-Angkutan umum di Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengalami penurunan jumlah penumpang yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah supir angkutan kota (angkot) mengeluhkan berkurangnya pengguna jasa transportasi umum, yang berdampak langsung pada penghasilan mereka.

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Subang kini lebih banyak beralih ke kendaraan pribadi dan transportasi berbasis aplikasi. Hal ini membuat eksistensi angkutan umum tradisional semakin terpinggirkan, sehingga beberapa supir bahkan mengaku berkurang mendapatkan penumpang, terutama di luar jam-jam sibuk.

Beberapa supir mengungkapkan bahwa penurunan ini terjadi karena berbagai faktor, termasuk pergeseran kebiasaan masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi dan transportasi berbasis aplikasi.

Baca Juga:Ada Laporan Warga, Polsek Pamanukan Amankan MirasLuar Biasa! Pemdes Munjul Bangun Kantor DesaĀ Nyambung dengan GOR

Salah satu supir angkot, Hendra, mengungkapkan bahwa pendapatannya menurun drastis dibandingkan beberapa tahun lalu.

“Dulu, dalam sehari saya bisa mendapatkan Rp200-300 ribu lebih. Sekarang, kalau dapat Rp150 ribu saja sudah bersyukur. Banyak kursi kosong, penumpang sekarang lebih suka pakai motor sendiri atau naik ojek online,” keluh Hendra saat ditemui ditempat.

Menurutnya, keberadaan ojek dan taksi online sangat berdampak pada bisnis angkot, selain itu banyak anak muda yang lebih memilih membeli sepeda motor dengan sistem kredit daripada harus naik angkutan umum setiap hari.

Nasib serupa juga dialami sopir angkot lainnya, seperti Jajang, yang mengatakan bahwa jumlah penumpang terus menurun sejak pandemi COVID-19. Walaupun pandemi telah berlalu, kebiasaan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi masih berlanjut.

“Sekarang lebih banyak yang pakai mobil atau motor pribadi. Saya sering lihat angkot yang jalan cuma isi setengah, bahkan kadang cuma beberapa orang saja,” ujarnya.

Meski menghadapi berbagai tantangan, para supir angkutan umum masih berharap agar jumlah penumpang bisa kembali meningkat. Mereka menginginkan adanya kebijakan dari pemerintah daerah untuk mendukung keberlanjutan transportasi umum.

Para supir pun berharap kondisi akan segera membaik agar mereka bisa kembali mendapatkan penghasilan yang layak dari profesi mereka.(znl)

0 Komentar