PASUNDAN EKSPRES – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan tengah menjalani masa pemulihan setelah menderita keracunan makanan.
Menurut pernyataan resmi dari Kantor Perdana Menteri pada Minggu (20/7) yang dilansir dari Reuters, Netanyahu yang kini berusia 75 tahun mengalami peradangan usus dan dehidrasi akibat mengonsumsi makanan yang sudah tidak layak.
Meski dalam kondisi sakit, ia akan tetap menjalankan tugas kenegaraan dari kediamannya selama tiga hari ke depan.
Baca Juga:Serapan Anggaran Masih Rendah, Bupati Subang Ingatkan Dinas PUPR dan OPD Lain Segera Percepat RealisasiKoperasi Desa Merah Putih Resmi Diluncurkan, DKUPP: Masih Menunggu Petunjuk Teknis dari Pusat
Kronologi Netanyahu Sakit
Dilansir dari The Times of Israel, Netanyahu mulai merasakan gejala sakit pada malam hari. Ia kemudian diperiksa oleh Dr. Alon Hershko, Direktur Departemen Penyakit Dalam di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem, Yerusalem.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Netanyahu didiagnosis mengalami peradangan pada saluran pencernaan akibat makanan yang basi, serta mengalami dehidrasi cukup parah yang memerlukan perawatan cairan infus.
Dalam pernyataan resmi dari Kantor Perdana Menteri (PMO), disebutkan bahwa kondisi Netanyahu saat ini dalam keadaan baik setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan tambahan.
Atas saran tim medis, ia diminta untuk beristirahat di rumah selama tiga hari, namun tetap akan melanjutkan pekerjaan sebagai kepala pemerintahan dari kediamannya.
“Sesuai dengan arahan dari dokter, Perdana Menteri akan beristirahat di rumah selama tiga hari ke depan dan akan tetap menjalankan urusan kenegaraan dari sana,” demikian isi pernyataan PMO.
Dampak Politik dan Pemerintahan
Kondisi kesehatan Netanyahu tentu menjadi sorotan publik dan media internasional, terutama karena ia tengah menghadapi proses hukum yang rumit terkait tuduhan korupsi.
Sidang tersebut telah tertunda beberapa kali sejak dimulai pada Desember tahun lalu karena berbagai alasan, mulai dari masalah kesehatan hingga urusan diplomatik dan militer, seperti perang melawan Hamas di Gaza dan konflik dengan Iran.
Baca Juga:
Meski ada kekhawatiran soal efektivitas pemerintahan, pihak PMO menegaskan bahwa semua agenda pemerintahan tetap berjalan sesuai rencana. Kabinet tetap bekerja di bawah arahan langsung dari Netanyahu melalui sambungan jarak jauh.
Di sisi lain, oposisi di Knesset (Parlemen Israel) kembali menyoroti apakah Netanyahu masih layak memimpin negara dalam situasi yang membutuhkan perhatian penuh, mengingat kondisi kesehatannya yang tidak stabil.