PASUNDAN EKSPRES – Seiring berjalannya kemajuan teknologi, sosial media yang juga berlandaskan teknologi pun menjadi melaju pesat akhir-akhir ini. Bahkan, para remaja saat ini hampir tidak bisa dijauhkan dari sosial media.
Di satu sisi, platfrom sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, dan lain sebagainya tidak hanya digunakan untuk berinteraksi sosial, tetapi juga untuk mengekspresikan diri, membangun identitas, dan juga dapat digunakan untuk mengejar bakat maupun minat diri.
Bahkan, media sosial pun bisa menjadi permulaan karir bagi beberapa remaja diluar sana.
Baca Juga:Berkat Bantuan SPAM dari Pemprov Jateng, Warga Desa Talunombo Wonosobo Bebas Kekurangan Air BersihBuka Monev Penataan Agraria Semester I 2025, Wamen Ossy Tekankan Pentingnya Penataan Akses demi Peningkatan
Meskipun media sosial dapat memberikan manfaat tersebut, di sisi yang lainnya, penggunaan media sosial yang berlebihian dapat berdampak negatif pada remaja termasuk risiko kesehatan mentalnya.
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.
Dengan jutaan pengguna di seluruh dunia, platform-platform ini menawarkan berbagai keuntungan, mulai dari kemudahan berkomunikasi hingga akses informasi yang cepat.
Namun, ada satu sisi gelap yang sering kali luput dari perhatian banyak orang: dampak media sosial terhadap kesehatan mental.
Hal ini menjadi perdebatan hangat di kalangan peneliti, psikolog, dan pengguna media sosial itu sendiri.
Kecantikan yang disajikan di media sosial seringkali merupakan hasil editan foto dan filter, menciptakan standar yan tidak realistis dan tak tercapai.
Remaja yang terpapar citra-citra ini rentan mengalami gagguan citra tubuh, rendah diri, dan bahkan depresi.
Baca Juga:Menteri Nusron Sosialisasikan Urgensi Pendaftaran Tanah Ulayat di Kalimantan SelatanBPN Sosialisasikan Pendaftaran Tanah Ulayat dan Perkuat Sinergi Pertanahan di Kalimantan Selatan
Mereka juga terus menerus membandingkan diri dengan orang lain, merasa kurang berharga, dan berusaha untuk mencapai standar yang tak mungkin.
selain itu ciberbuliyying juga komentar negatif netizen di media sosial juga menjadi masalah serius. Remaja yang menjadi korban seringkali mengalami kecemasan, stres, dan isolasi sosial.
Ancaman dan intimidasi online dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental mereka, bahkan memicu pikiran untuk bunuh diri.
Fenomena ini menjadi salah satu dampak negatif media sosial yang sangat merugikan kesehatan mental.
Perundungan online dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar jahat, penyebaran fitnah, hingga penghinaan yang dilakukan secara anonim.