PASUNDAN EKSPRES – Sebelum jalan-jalan ke Subang, kita explore budaya Subang, yuk. Subang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Barat.
Kabupaten ini terkenal dengan berbagai daya tarik yang begitu memesona seperti, wisata alamnya yang indah, kekayaan budaya yang terjaga, hingga deretan kuliner menggugah selera. Kali ini kita akan mencoba menjelajahi budaya Subang yang beragam.
Subang memiliki warisan budaya yang banyak dan unik. Berbagai tradisi kesenian hingga adat istiadat masih terjaga dengan baik.
Baca Juga:2 Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis Cepat, Ini Rahasianya!8 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Bisa Cuan dari Rumah!
Kesenian tradisional seperti Genjring Bonyok, Gembyung, Sisingaan, hingga Tarian Doger menjadi representasi kuat dari warisan budaya Subang.
Bahkan, ritual adat seperti Ruwatan Bumi dan Nadran masih rutin dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur. Ini dia beberapa aspek budaya khas Subang yang harus kamu tahu.
Explore Budaya Subang sebagai Warisan yang Tetap Hidup
Berikut ini adalah beberapa budaya Subang yang masih terjaga hingga saat ini.
Genjring Bonyok
Salah satu kesenian yang sangat mencerminkan identitas Subang adalah Genjring Bonyok, yang berasal dari Kampung Bonyok, Desa Pangsor.
Kesenian ini sudah muncul sejak masa penjajahan, tepatnya di era perkebunan P & L Lannds, dan mulai dikenal sebagai seni musik rakyat yang unik.
Genjring Bonyok merupakan perpaduan alat musik bedug dan genjring, dan memiliki pengaruh kuat dari Genjring Rudat. Seiring waktu, kesenian ini berkembang dengan penambahan berbagai alat musik dari kesenian lain yang ada di masa itu.
Gembyung
Gembyung adalah ensambel musik tradisional yang kuat dengan nuansa religius Islam. Alat musik utama yang digunakan adalah terbang atau rebana besar, yang terkadang dipadukan dengan tarompet.
Baca Juga:Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis tanpa KTP dan OTP, Raih Cuan No Ribet!Explore 5 Wisata Kekinian di Subang, bikin Liburan Makin Berkesan!
Kesenian ini biasa dimainkan dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya seperti khitanan, pernikahan, serta upacara adat seperti mapag hujan, ruwatan bumi, dan mapag Dewi Sri.
Kini, Gembyung tidak hanya menjadi seni musik auditif, tapi telah berkembang menjadi seni pertunjukan yang disertai tarian.
Transformasi ini menjadikannya semakin menarik, sekaligus menjangkau generasi muda yang lebih visual dan ekspresif dalam menyerap budaya.