SUBANG-Ribuan hektare lahan persawahan di wilayah Pantura Kabupaten Subang terancam gagal panen akibat kekeringan yang kian meluas.
Sedikitnya 1.843 hektare sawah di Kecamatan Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan, Compreng, dan Legonkulon mengalami krisis pasokan air, memicu kekhawatiran akan ancaman krisis pangan.
Kondisi ini menjadi sorotan serius Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita. Ia menegaskan perlunya percepatan normalisasi saluran air sekunder untuk memastikan pasokan air ke wilayah hilir.
Baca Juga:Sambut HUT RI ke-80, Desa Sukamelang Gelar Lomba K3: Wujudkan Lingkungan Bersih, Indah, dan TertibKementerian ATR/BPN Terima Delegasi Nepal untuk _Learning Exchange_ dalam Modernisasi Sektor Administrasi Pert
Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Rahmat Efendi, mengungkapkan sejumlah faktor penyebab kekeringan, mulai dari pendangkalan saluran sekunder hingga perlunya perbaikan Siphon Jatireja.
“Pendangkalan saluran membuat aliran air ke persawahan terhambat, sementara Siphon Jatireja perlu penyempurnaan agar distribusi air lancar,” jelasnya.
Bupati Subang, Kang Rey meminta Kepala BBWS Citarum segera melakukan normalisasi pada titik-titik hambatan air.
“Kabupaten Subang adalah lumbung padi nasional. Banyak daerah menggantungkan pasokan pangan dari sini, jadi penanganan harus cepat dan tepat,” tegasnya.
Selain perbaikan infrastruktur, Kang Rey juga mendesak PJT II menjadwalkan ulang masa tanam untuk mencegah kekurangan air di masa mendatang.
“Perbaikan fisik tanpa manajemen tanam yang tepat hanya akan membuat masalah ini berulang. Jangan ada kecamatan yang dikorbankan,” pungkasnya. (cdp)