Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung Jadi Sorotan, KAI Tekan Kerugian Hingga Triliunan Rupiah

Kereta Cepat Jakarta–Bandung
KAI mengusulkan restrukturisasi utang Whoosh sebagai salah satu jalan keluar. Bobby mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).-Disway-
0 Komentar

JAKARTA – Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menuai perhatian publik.

Meski digadang sebagai proyek transportasi modern dan prestisius, kereta cepat pertama di Indonesia ini justru menimbulkan beban keuangan besar bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada Kamis, 21 Agustus 2025, terungkap bahwa arus kas operasional Whoosh belum mampu menutup biaya yang sangat tinggi.

Baca Juga:Prabowo Copot Immanuel Ebenezer dari Kursi Wamenaker Usai Jadi Tersangka KPKSDN Sompi Meriahkan HUT RI ke-80 dengan Lomba Tradisional dan Karnaval Kemerdekaan

Kondisi ini bahkan diibaratkan sebagai “bom waktu” yang bisa meledak bila tidak segera dilakukan restrukturisasi finansial.

Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan enam program prioritas pada 2025, termasuk restrukturisasi proyek strategis nasional (PSN) tersebut.

Sejak beroperasi secara komersial pada Oktober 2023, Whoosh terus mencatat kerugian signifikan.

Data KAI menunjukkan, hingga semester I 2025, kerugian operasional Whoosh mencapai Rp951,48 miliar.

Bila dihitung setahun penuh, potensi kerugian bisa menyentuh Rp1,9 triliun.

Selain itu, sepanjang 2024 KAI juga menanggung rugi Rp2,69 triliun dari kepemilikannya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium pengelola KCJB, di mana KAI menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 58,53 persen.

Upaya Restrukturisasi dan Peran Pemerintah

Menghadapi tekanan keuangan tersebut, KAI mengusulkan restrukturisasi utang Whoosh.

Bobby menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Baca Juga:Ini Progres Pengadaan Tanah untuk Huntap Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-lakiDirektorat SMP Kemendikdasmen Tinjau Program MBG di SMPN 6 Subang

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan solusi melalui Danantara dan memasukkannya dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.

Hal senada disampaikan CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, yang menegaskan bahwa restrukturisasi utang KCJB tengah dikaji secara serius agar tidak sekadar menunda masalah, melainkan menjadi solusi permanen.

Enam Program KAI Tahun 2025

Selain restrukturisasi Whoosh, KAI juga menyiapkan lima strategi lain untuk memperbaiki kinerja perusahaan, yakni:

Optimalisasi angkutan penumpang dengan peningkatan kapasitas dan layanan.

Peningkatan angkutan barang di Sumatra Selatan dan Pulau Jawa untuk memperkuat sektor logistik nasional.

Pemanfaatan aset KAI untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan tiga juta rumah rakyat.

0 Komentar