Bupati meminta Disnakertrans Subang agar melakukan pendataan secara detail terhadap para pekerja pabrik atau perusahaan yang terdampak Covid-19, seperti dirumahkan atau malah di PHK. “Saya sudah minta kepada Kadisnaker Subang agar melakukan pendataan terhadap pekerja yang dirumahkan dan di PHK, oleh pabrik atau perusahaan agar bisa mendapatkan bantuan kartu Prakerja dari Kemenaker,” ujarnya.
Dijelaskan Ruhimat, Disnakertrans Subang juga harus mensosialisasikan bagaimana cara menapatkan kartu Prakerja, sehingga masyarakat Subang menjadi paham. “Banyak masyarakat Subang yang tidak mengetahui tentang adanya kartu prakerja, didalam situasi seperti ini. Saya tegaskan Disnakertrans harus mensosislisikan kartu Prakerja dalam waktu dekat. Ini sangat perlu, mengingat banyak pekerja yang terdampak dari luar daerah Kabupaten Subang berbondong-bondong ingin mendapatkan kartu Prakerja,” katanya.
Bupati Subang Minta Maaf Pengerjaan Infrastruktur Tak Sesuai Harapan
Bupati Subang H. Ruhimat juga mengatakan, mengenai pengerjaan infrastruktur yang sedang berjalan di berbagai titik di Kabupaten Subang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Bupati meminta maaf, karena anggaran infrastruktur yang diagendakan menjadi berkurang karena tertarik untuk penangulangan Covid-19. “Saya pribadi meminta maaf jika pengerjaan infrastruktur saat ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat,” ungkapnya.
Dijelaskan Ruhimat, anggaran DAK dan dari Provinsi Jawa Barat banyak yang terpangkas untuk pelaksanaan infrastruktur di Kabupaten Subang. Banyak pekerjaan infrastruktur yang tergangu mulai dari targetan pelaksanaan baik luas hingga panjangnya. “Seperti anggaran DAK, Provinsi Jawa Barat terpangkas, karena untuk penanggulagan Covid-19 ini, sehingga bisa jadi pengerjaan infrastruktur tidak maksimal tahun 2020 ini,” ujarnya.
– Jumlah Pabrik di Kabupaten Subang ada 125 pabrik yang tergabung dalam Apindo Subang
– Saat ini, ada 23 pabrik di Kabupaten Subang yang sudah merumahkan dan PHK 7.000 pekerjanya
Prediksi
Pertengahan bulan Mei 2020 sebanyak 50.000 pekerja akan dirumahkan.
Lebih dari 20 pabrik akan bangkrut, terutama di sektor padat karya atau garment
Alasan
Kesulitan order (pembelian), hingga ketersediaan bahan baku menjadi faktor utama pabrik tidak bisa berproduksi. (ygo/vry)