Peran Zakat Dalam Mencapai Sustainable Development Goals (SDGs)

0 Komentar

Berdasarkan data yang dari laman website resmi Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,41%, menurun 0,25% poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41% poin terhadap Maret 2018. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.
Menurut data tersebut, saat ini Indonesia sudah mulai menunjukkan peningkatan kinerja dalam menanggulangi angka kemiskinan. Dimana angka kemiskinan mulai mengalami penurunan, dan bukan suatu kemustahilan jika suatu saat angka kemiskinan di Indonesia akan lebih kecil lagi.
Peran atau Kontribusi dana zakat dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia pun bisa dibilang cukup efektif. Dimana pada tahun 2016 dan 2017 proporsi terbesar penyaluran zakat diterima oleh golongan fakir dan miskin yang mencapai lebih dari 60% di setiap tahunnya, bahkan di tahun 2016 proporsinya mencapai 73,13% dari total dana yang disalurkan (Data dari Outlook Zakat Indonesia). Artinya, dana zakat memang diperuntukkan demi mensejahterakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
Zakat juga bisa menjadi jalan bagaimana dunia memandang Islam, yang sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap bahwa Islam adalah agama yang radikal dan identik dengan kekerasan. Dengan menjadikan zakat sebagai kontribusi terbesar dalam mensejahterakan masyarakat serta mendukung dalam mewujudkan pencapaian SDGs, bisa mengubah citra Islam dimata dunia yang cinta akan perdamaian dan keamanan.
Maka, Penulis sangat setuju BAZNAS berperan/berpartisipasi dan bekerjasama dalam mendukung dalam mewujudkan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun demikian, diperlukan sebuah panduan untuk melaksanakan program-program yang didanai zakat agar pendistribusian dan pendayagunaan zakat sesuai dengan asnaf yang dikaitkan dengan tujuan SDGs. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar