Pemerintah China Khawatir, Terjadi ‘Resesi’ Seks, Apa Itu?

Pemerintah China Khawatir, Terjadi 'Resesi' Seks, Apa Itu?
Sejak tahun 2016 pemerintah China mengizinkan warganya memiliki dua anak. Tapi kini malah terjadi penurunan kelahiran anak secara drastis.
0 Komentar

MENGEJUTKAN! Terjadi penurunan kasus kelahiran di China. Pada 2020, angka bayi yang lahir di negeri Panda melorot drastis, bahkan sepertiga dari total kelahiran yang dilaporkan dari tahun sebelumnya.

Padahal, setelah beberapa dekade menerapkan kebijakan satu anak, China telah mengubah aturan pada tahun 2016 dan mengizinkan keluarga memiliki dua anak. Beijing khawatir akan populasi yang cepat menua dan menyusutnya tenaga kerja.

Kementerian Keamanan Publik China mencatat ada 10,04 juta kelahiran terdaftar pada 2020. Sebanyak 52,7% adalah laki-laki dan 47,3% adalah perempuan.

Baca Juga:Digerebek saat Bersama Lelaki, Mantan Istri Andika Ditangkap Gunakan NarkobaInnalilahi, Wali Kota Binjai Terpilih Meninggal Positif Covid-19 sebelum Dilantik

Angka kelahiran ini turun 15% dari angka kelahiran terdaftar yang dilaporkan awal tahun lalu untuk 2019. Di 2019, Biro Statistik Nasional China melaporkan 14,65 juta bayi lahir.

Mengapa ini terjadi? Apakah ‘resesi seks’ mulai melanda China?

Melansir AFP, ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19 membebani keputusan untuk memiliki anak. Ini memperpanjang penurunan kelahiran jangka panjang di negara berpenduduk paling padat tapi cepat menua di dunia itu.

China memperkenalkan kebijakan satu anak pada akhir 1970-an sebagai upaya dramatis untuk memperlambat pertumbuhan populasi yang cepat, sebelum membalikkannya pada 2016. Namun perubahan tersebut belum menghasilkan ledakan kelahiran.

Wanita China disebut sering menunda atau menghindari persalinan. Sementara pasangan muda “menyalahkan” kenaikan biaya dan dukungan kebijakan yang tidak memadai untuk keluarga dari pemerintah.

Sebelumnya hal penurunan angka kelahiran juga terjadi di Eropa. Data menunjukkan banyak yang enggan memiliki anak di Italia, Jerman dan Prancis karena corona yang menimbulkan ketidakpastian.(red)

0 Komentar