GEDUNG bekas kerajaan bisnis mantan Presiden AS ke-45 Donald Trump yang terletak di Atlantic City, New Jersey, di bom dengan 3.000 batang dinamit. Namun, ini bukan serangan teroris, melainkan hal yang disengaja untuk menghancurkan bangunan tersebut.
Trump Plaza Hotel and Casino, dihancurkan Rabu (17/2). Sebelum bangkrut, dulunya ini menjadi salah satu asset utama Trump sebelum menjabat di Gedung Putih, 2017 hingga 19 Januari 2021.
Tombol detonator ditekan sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Trump Plaza Hotel and Casino menjadi tumpukan puing hanya dalam beberapa detik. Hal ini disambut sorak sorai banyak orang yang menyaksikan. Bangunan itu memiliki 39 lantai dan 906 kamar serta kasino seluas 8.000 meter persegi.
Baca Juga:Bi Nina Rutin Hadiri RAT Koperasi LED Harapan JayaResmi Dilantik, Acep Jamhuri Pimpin Kabupaten Karawang
“Cara kami (dulu) menempatkan Trump Plaza dan kota Atlantic City untuk menjadi perhatian dunia benar-benar luar biasa,” kata Bernie Dillon, mantan manajer casino kepada Associated Press, saat penghancuran berlangsung.
Semua orang dari Hulk Hogan hingga Mick Jagger dan Keith Richards, dari berbagai kalangan terkenal (datang). Suatu malam sebelum pertarungan Mike Tyson, saya terkesima menyaksikan pada baris keempat ketika ruangan dipenuhi penonton, ada dua orang yang bercakap-cakap yakni Jack Nicholson dan Warren Beatty.”
“Ada Madonna dan Sean Penn, Barbra Streisand dan Don Johnson, ada Muhammad Ali di sana, Oprah duduk dengan Donald di pinggir ring … Itu adalah masa yang spesial. Saya menyesal melihatnya dihancurkan.”
Melansir AFP, bangunan tersebut sebenarnya dibuka pertama tahun 1984. Namun, sudah ditutup sejak 2014. Dalam serangan badai yang melanda kota itu, bagian luar bangunan sempat jatuh ke kawasan pejalan kaki.
Ini akhirnya membuat Walikota Antalantic City, Marty Small mengumumkan pembongkaran gedung sebagai tindakan hukum karena gedung tersebut berbahaya bagi publik, sejak Juni 2020. “Ini bukan tentang Donald Trump. Ini bukan politik,” katanya.
Sementara itu sejak 2016, kompleks gedung itu menjadi milik miliarder Carl Icahn. Ia belum memberi komentar akan dimanfaatkan sebagai apa lahan tersebut setelah bangunannya hancur.
Trump sejak 2014 telah meminta namanya dihapus dari gedung itu. Ia percaya ini membawa dampak buruk bagi nama dan citra merek Trump.