Kerap Dilintasi Truk Material Proyek KCIC, Jalan Cikalong-Cipendeuy

Desa Cikalong Kecamatan Cikalong Wetan
SIDAK: Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, saat inspeksi mendadak ke akses jalan yang rusak di Cikalong Wetan beberapa waktu lalu.
0 Komentar

CIKALONGWETAN-Pemerintah Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menuntut pelaksana proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) segera memperbaiki ruas jalan yang rusak sepanjang 7 kilometer di desanya.

Ruas Jalan Cikalong-Cipendeuy yang saat ini berstatus milik Pemprov Jabar di Desa Cikalong rusak karena sering dilintasi truk untuk mengangkut material pembangunan proyek kereta cepat sehingga kerap menyebabkan kecelakaan pengguna jalan. “Ruas jalan ini akses utama penghubung dua kecamatan, yakni Cikalong Wetan dan Cipendeuy, sekaligus jalan alternatif Cianjur-Purwakarta. Sudah sering pengendara yang mengalami kecelakaan di ruas jalan ini,” kata Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar, Senin (22/2).

Agun menyatakan, pihaknya sering menerima keluhan warga terkait kondisi jalan ini. Sebagai upaya agar kondisi jalan segera dibenahi, dirinya sudah bertemu dengan Bupati Bandung Barat Aa Umbara untuk meminta solusi soal persoalan itu.

Baca Juga:Cegah Pungli, Disnakertrans Subang: Perusahaan Wajib Laporkan Perekrutan Tenaga KerjaSiap Rebut Kursi Bupati Subang, Parpol Sudah Siapkan Calon Bupati

Namun, lanjut dia, bupati terpaksa angkat tangan lantaran lantaran status jalan tersebut milik provinsi. Oleh karena itu, satu-satunya harapan adalah meminta pihak KCIC bertanggung jawab atas rusaknya jalur utama lalu lintas warga itu. “Sampai sekarang masih nihil. KCIC sempat menurunkan dua truk adukan semen untuk menambal jalan, tapi itu enggak optimal soalnya jalan sudah rusak lagi,” ujar Agun.

Beberapa waktu lalu, keluhan kerusakan jalan sudah pernah ditinjau Anggota DPRD Provinsi Jabar namun belum ada respon. Menurut Agun, dampak proyek kereta cepat di Desa Cikalong bukan hanya kerusakan jalan, tapi sumber mata air juga ikut mengering. Hal itu diduga dampak proyek pembuatan terowongan atau tunnel di sekitar wilayah itu. “Dampak proyek KCIC ada banyak, dua mata air yang berdekatan dengan tunnel sudah mengering, di RW 9 dan RW 12. Kalau bising mesin mah sudah jadi konsumsi warga setiap hari,” paparnya.

Dia menjelaskan, dari berbagai masalah yang dihadapi atas dampak proyek kereta cepat, Agun berharap perbaikan jalan lebih didahulukan sebab merupakan akses utama warga. Jika terus dibiarkan khawatir timbul banyak korban. “Kami meminta Pemprov maupun KCIC segera turun, sebab jalan ini adalah jantung lalu lintas masyarakat di sini,” jelasnya.

0 Komentar