Ketua Apindo sekaligus mantan Ketua Tim Pemenangan Jimat-Akur Asep Rohman Dimyati mengakui kinerja BUMD PT SS belum maksimal. Ia berharap, PT SS berfikir lebih inovatif untuk menangkap peluang usaha di Subang. Sehingga bisa berkontribusi untuk PAD. “Sering kita diskusi. Saya selalu menegaskan agar BUMD berfikir kreatif dan inovatif. Menangkap berbagai peluang dan merealisasikannya. Apa yang disetorkan ke PAD itu hasil usaha perusahaan. Kalau dari PI hanya dipindahkan, ya bukan hasil usaha namanya,” tandas ARD dalam beberapa kesempatan kepada Pasundan Ekspres.
Kini Direksi BUMD PT SS telah berganti. Pengelolaa dana PI tetap dilakukan oleh PT SS. Sementara PT SEA hanya mengurusi sumur migas bekas, di antaranya sumur gas Tunggul Maung. PT SEA mengakui sudah ada kontrak dengan salahsatu perusahaan. Tapi hingga kontrak hampir habis, belum ada pendapatan yang bisa disetorkan ke kas daerah. Sementara penambahan pengelolaan jaringan gas untuk warga belum berjalan, terhambat biaya operasional yang mahal.
Sementara dalam dokumen rapat Kementerian Koordinator Perekonomian di Bali pada Agustus 2019 lalu ditegaskan, pembagian dana PI 10 persen ditujukan untuk berkontribusi pada pendapatan asli daerah, transparansi mengenai lifting, cadangan dan cost recovery dan memberi alih pengetahuan BUMD dalam pengelolaan blok migas, memanfaatkan migas bagi
pemenuhan kebutuhan energi daerah.
Baca Juga:Wulan Guritno Gugat Cerai SuamiTak Terawat, Taman Kota Lembang Kumuh
Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh MUJ dengan memanfaatkan dana PI untuk cadangan usaha pengembangan BUMD Migas, CSR dan membangun infrastruktur migas.(red)