Keenam, hilangnya kekayaan disebabkan kemiskinan. Penyebab hal ini tidak lain karena diterapkannya ekonomi kapitalistik. Kekayaan alam dieksploitasi sebebas-bebasnya yang menyebabkan kesengsaraan pada umat, dan mengakibatkan bencana datang bertubi-tubi. Tentu dalam proses penanganan bencana selalu bertumpu pada utang, akibatnya kerugian semakin dirasakan umat dan utang pun menjadikan negara muslim berada dalam ketidakberkahan dikarenakan utang ribawi.
Ketujuh, hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar akibat kegelapan dan pedoman yang salah. Aturan yang tidak sesuai dengan Islam akan banyak menimbulkan masalah. Masyarakat akan rusak, dan kemaskiatana merajalela akibat abainya masyarakat dalam amar makruf nahyi munkar.
Delapan, hilangnya kehormatan dan martabat yang disebabkan penghinaan. Tanpa adanya pelindung kaum muslim (khilafah), penghinaan dan pelecehnan terhadap ajaran Islam tak pernah sepi. Seperti poligami, hijab, cadar, dan lain sebagainya.
Baca Juga:Perpres Investasi Miras Bikin MirisSolusi Islam Menghadapi Permasalahan Pendidikan
Sembilan, hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan politik. Hal ini, merupakan imbas dari ketundukkan pada negara-negara penjajah dengan jebakan utang. Sehingga sangat sulit dalam membuat lenyapnya kedaulatan dan sangat sulit membuat keputusan politik, semuanya dalam pengarahan korporasi. Maka umat hanya akan memperoleh kesengsaraan dan penderitaan.
Sepuluh, hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan. Hukum yang kita saksikan saat ini, sungguh jauh dari kata adil. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Hukum hanya berlaku pada rakyat kecil, sedangkan para penguasa kebal dari hukum.
Sebelas, hilangnya keimanan dan keikhlasan, akibat pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah. Para pemimpin yang saat ini diamanahi mengurus rakyat, tak pernah lepas dari perbuatan zalim. Korupsi yang tak berhenti satu dari banyak perbuatan keji. Semua ini terjadi karena mereka tak membekali diri dengan keimanan dan keikhlasan dalam menjabat.
Duabelas, hilangnya sikap dan moral yang terpuji, menyebabkan kejahatan dan sikap tercela. Demokrasi menggaungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan bertingkah laku. Maka tak heran jika banyak murid hilang rasa hormat terhadap guru mereka, anak terhadap orangtuanya, karena mereka terjebak arus kebebasan, merasa tak bersalah dan tak peduli benar atau salah, haram atau halal.