Tak sepenuhnya berharap ke BBWS untuk penanganan banjir. Praktisi teknik sipil Denny S Fabio mengatakan, untuk penanggulangan banjir dapat dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya untuk menahan luapan dan menahan tekanan air sungai agar tidak jebol.
“Sistemnya beragam dan tiap tanggul juga penanganannya tidak sama, bisa dengan jumbobag, geobag, geotextile atau dengan bronjong sistem sengkedan,” jelasnya.
Tapi ada fakta lain yang disorot Denny yang lama bekerja di perusahaan konstruksi. Praktik pungli dari beragam elemen masyarakat terhadap aktivitas konstruksi di lapangan juga jadi kendala. “Dulu dari BBWS pernah lakukan tender, ternyata banyak pengusaha yang gak pada mau ikut tender. Karena mereka males berurusan dengan oknum. Mobil proyek diberhentikan, ada pungli, mereka mundur,” katanya.
Baca Juga:Julie Estelle dan David Tjiptobiantoro, Menikah di MaladewaAda yang Hadiri KLB, DPC Demokrat Karawang Lapor DPP
Anggota Komisi III Ahmad Buhori akhirnya mendorong agar BP4D segera merumuskan langkah-langkah cepat untuk penanggulangan banjir. “Segera ambil langkah, selain berkoordinasi dengan BBWS. Misalnya tadi dengan membangun bronjong, tanggul, mana saja yang memungkinkan. Mengingat BBWS ternyata belum ada Langkah komprehensif untuk pencegahan,” kata Buhori.
Diskusi itu, bencana banjir Pantura itu setidaknya mengingatkan bahwa Sungai Cipunagara yang membentang dari sumber mata air pegunungan Cisalak dan Kasomalang benar-benar perlu dirawat. Memiliki kekuatan dahsyat yang bisa melibas apa saja saat airnya melimpas. Banjir dan gempa bumi, adalah dua bencana yang sulit dihentikan. Tapi manusia bisa dengan kemampuan berfikirnya bisa melakukan banyak hal. Seperti Belanda yang berhasil menjinakkan banjir dan luapan laut dengan tanggul-tanggul raksasa dan canggih. Meski 70 persen wilayahnya di bawah permukaan laut.
Cina pun mengantisipasi bencana siklus satu abad luapan Sungai Yangtze dengan membangun Bendungan Tiga Ngarai sepanjang sekitar 2.300 meter dengan ketinggian 181 meter. Dibangun sejak tahun 1994 dan selesai tahun 2006. Mencegah bencana banjir mematikan tahun 1931 tang menewaskan lebih dari 1 juta orang.
Itu yang dilakukan Cina yang dalam tradisi kuno mereka meyakini bahwa sungai, lautan dan hujan dikendalikan oleh dewa ular naga. Ada 9 jenis dewa naga dalam tradisi kuno keyaninan mereka. Dua di antaranya dewa naga Shenlong si pengendali angin dan hujan, lalu dewa naga Dilong si pengendali sungai.