Lembaga Pemberantasan Korupsi, Kemoceng Bulu Angsa di Gudang Arang

Lembaga Pemberantasan Korupsi, Kemoceng Bulu Angsa di Gudang Arang
0 Komentar

Oleh: Nira Syamil

Ibu Rumah Tangga

Corruption Perception Index (CPI) 2020 telah dirilis Transparency International Indonesia. Indonesia mendapatkan skor 37, turun 3 poin dari tahun 2019. Penurunan ini menempatkan Indonesia pada peringkat 102 dari 180 negara yang disurvei. Menurut Plt Juru bicara KPK bidang pencegahan Ipi Maryati CPI ini merupakan gambaran korupsi di Indonesia yang masih harus terus dibenahi. Karenanya, pemberantasan korupsi tidak boleh berhenti pada tataran slogan semata.

Ipi juga mengatakan, KPK menemukan bahwa di sektor politik episentrum korupsi di Indonesia adalah masih lemahnya sistem politik di Indonesia, khususnya partai politik. Sistem politik yang saat ini berlaku menjadi lahan yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya politik yang koruptif. Untuk mengatasinya KPK telah menyarankan perbaikan sistem politik, termasuk di dalamnya pembenahan partai politik.(sindonews.com)

Sementara peneliti ICW, Kurnia Ramadhana memprediksi bahwa ketidakjelasan orientasi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pemberantasan korupsi merupakan penyebab menurunnya CPI. Menurutnya selama tahun 2020, pemerintah dan DPR mengundangkan beberapa aturan yang mementingkan kelompok oligarki dan mengesampingkan nilai-nilai demokrasi.
Penurunan CPI juga akibat kegagalan reformasi penegakan hukum dalam memaksimalkan penindakan perkara korupsi. Hal tersebut berkaitan dengan menurunnya kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi.

Baca Juga:Miras Induk Segala KejahatanIslam Mengatur Miras

Terlepas dari analisis terhadap kinerja lembaga anti korupsi, fakta makin buruknya kasus dan penanganan korupsi di tengah situasi pandemi semakin menampakkan korupsi telah demikian kronis dalam sistem kapitalis. Sistem kapitalis ini menyebabkan seluruh lini kehidupan menjadi lahan subur praktik korupsi. Tak hanya dalam politik kepartaian, tetapi juga dalam penegakan hukum bahkan masalah bantuan sosial.

Mengandalkan KPK terbukti tak menyelesaikan masalah. Sebab KPK dalam sistem kapitalis bak kemoceng dari bulu angsa putih di tengah gudang arang yang hitam pekat. Betapa naifnya berharap satu komponen dalam sistem mampu membereskan permasalahan yang telah merajalela dan disuburkan oleh sistem itu sendiri. Manusia awam sekalipun akan mampu mencerna bahwa perbaikan sistem tak mungkin dilakukan oleh satu sub sistem kecil melainkan haruslah dengan merombak sistem secara keseluruhan.

Sistem manakah gerangan yang bisa dijadikan alternatif? Islam menyediakan seperangkat aturan komprehensif untuk diterapkan manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Keseluruhan aturan ini jika diterapkan dalam wadah yang benar akan menghasilkan tatanan kehidupan ideal yakni sistem kehidupan Islam. Dalam sistem ini tak hanya ibadah ritual yang diatur, namun juga interaksi antar manusia. Berbasis akidah Islam penerapan aturan ibadah dan muamalah akan mengantarkan manusia pada kehidupan sejahtera dan jaminan keselamatan dunia akhirat.

0 Komentar