BANDUNG-Bantuan pangan non tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial di wilayah Kabupaten Bandung Barat diduga bermasalah. Dari informasi yang dihimpun, bantuan yang bermasalah itu terjadi di Kecamatan Padalarang dan Cililin.
Misalnya, bantuan sosial (bansos) yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) berupa beras berkualitas buruk karena berbau. Kemudian, telur dengan berat kurang dari 1 kilogram serta satu kantong kentang berisi 8 butir.
Salah seorang penerima bantuan, Lia, warga RT 03/01, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang mengeluhkan bantuan yang diterima pada bulan Januari dan Februari lalu itu sebab kualitas dan kuantitasnya jauh dari yang diharapkan.
Baca Juga:Hotel Narima Berusaha Bertahan di Tengah PandemiLinda Megawati: Hormati Perbedaan dan Keberagaman
“Kualitas berasnya buruk soalnya warnanya kuning. Lalu kentang ukurannya kecil-kecil, sama telur kurang dari sekilo,” kata Lia saat dihubungi, Senin (15/3).
Lia menerima seluruh bantuan tersebut dari e-warong di sekitar tempat tinggalnya. Dia sangat menyayangkan buruknya kualitas beras yang berasal dari batuan pemerintah itu dan berharap ke depannya lebih memperhatikan setiap kualitas bantuan sembako yang diberikan kepada masyarakat.
“Pokoknya kualitasnya enggak layak dimakan, rada bau apek,” ujarnya.
Lelen, warga Kampung Manapa, Desa Karang Tanjung, Kecamatan Cililin, menyebutkan, mestinya beras yang diterima minimal kualitas medium atau seharga Rp12 ribu per kilo.
“Tetapi saya justru terima beras yang lebih murah, sepertinya kualitasnya seharga Rp8 ribuan. Selain beras, bantuan yang lainnya juga bermasalah karena jumlahnya kurang,” bebernya.
Sementara itu, Kanit Tindak Satgas Saber Pungli Jabar AKBP Zul Azmi mengaku sudah menerima laporan dugaan permasalahan tersebut.
“Memang benar kami terima informasi itu, saat ini kita sedang melakukan penyelidikan,” terang Zul Azmi saat dihubungi.(eko/man)