Data Tak Transparan, Wabah Tak Kunjung Hilang

gejalan antraks pada manusia
gejalan antraks pada manusia
0 Komentar

Perlu kita cermati, informasi data yang tidak transparan dan buruknya penanganan wabah menjadi penyebab massive-nya ketidakpercayaan masyarakat. Padahal penanganan kasus wabah membutuhkan kerjasama yang sinergis antara pemerintah dan rakyat, dimana pemerintah yang mengeluarkan kebijakan, dan rakyat patuh mengikuti arahan. Tentu dengan catatan, kebijakan yang dikeluarkan tepat, data yang diinformasikan benar dan transparan, sehingga rakyat pun mengikuti dengan kepercayaan sepenuhnya. Sayangnya, hal di atas tidak terjadi di negeri ini. Maka wajar jika tidak sedikit  yang pesimis wabah akan segera berlalu.

Seandainya saat pandemi merebak, kebijakan yang dilakukan mengikuti panduan Islam, kondisinya tidak akan separah saat ini. Islam memberikan gambaran dan solusi bagaimana penangan wabah secara tepat, yaitu lockdown. Sebagaimana hadis Rasulullah saw. :

Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.(H.R. Bukhari)

Baca Juga:Virus Bermutasi, Pandemi Tak Kunjung Menemukan SolusiToleransi yang Intoleran

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, pernah terjadi wabah di Syam.  Saat itu Umar mengikuti hadis Nabi saw. dengan memberlakukan lockdown. Singkat cerita, akhirnya Syam bisa kembali normal. Pemerintahan Islam akan berupaya semaksimal mungkin dalam menangani wabah. Transparansi data menjadi hal yang sangat penting dan tidak perlu disembunyikan. Transparansi akan menjadi jalan untuk memisahkan antara yang sakit dan yang sehat, serta akan memudahkan mengkarantina yang sakit, dan menjauhkan yang sehat agar tidak ikut tertular, sehingga bisa mencegah penularan semakin meluas.

Mengikuti aturan yang dibawa oleh Rasul Muhammad saw. adalah sebuah keharusan, karena Islam adalah solusi berbagai masalah kehidupan termasuk menangani wabah. Hal ini sudah dibuktikan oleh kepemimpinan Rasul di Madinah kemudian dilanjutkan oleh para khalifah sesudahnya. Sesuai dengan tujuan agung yaitu Islam sebagai rahmatan lil a’lamiin. Memperhatikan keselamatan jiwa menjadi tanggung jawab khalifah sebagai pemimpin melalui kebijakan penanganan wabah, pengobatan sampai pemenuhan kebutuhan yang terkena wabah secara gratis. Negara sangat siap dengan segala pembiayaannya karena menerapkan sistem ekonomi Islam beserta aturan yang lainnya, dimana seluruhnya berdasarkan akidah Islam. Maka tidak ada pilihan lain selain mengikuti dan menerapkan Islam di tengah-tengah kehidupan, jika ingin selamat dunia terlebih akhirat. Oleh karena itu, sudah saatnya kembali ke pangkuan Islam, dengan menerapkan seluruh aturannya, tanpa tapi tanpa nanti.

0 Komentar