Toleransi yang Intoleran

Toleransi yang Intoleran
0 Komentar

Oleh: Umi Lia,

Member AMKCileunyi Kabupaten Bandung

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS al-Anbiya: 107)

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih menunjukkan tren peningkatan kasus yang terkonfirmasi, Pelaksana Harian (Plh) Bupati Bandung, A. Tisna Umaran, menggelar kegiatan Fasilitasi Toleransi Kerukunan Hidup Umat Beragama Bagi Generasi Muda Lintas Agama di Grand Sunshine Hotel and Convention Soreang, Senin (22/2). A. Tisna Umaran mengatakan bahwa di Bandung kondisinya aman dan nyaman, tidak ada hal yang mendesak terkait isu kerukunan antar umat beragama. Gelar Dialog Generasi Muda Lintas Agama, diadakan hanya untuk menjaga kondusivitas supaya tetap terjaga. Ada apa dengan toleransi di indonesia? (Bandungkita.id, 22/2/2021)

Toleransi bukan kata yang asing bagi kita, tapi makna dari kata toleransi banyak orang yang kurang memahaminya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditulis di sana bahwa makna toleransi adalah bersifat toleran. Lebih jauh dijelaskan, sifat toleran merupakan sifat/sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Baca Juga:Ketimpangan Keadilan dalam Protokol KesehatanKerusakan Lingkungan Akibat Eksploitasi Alam Ala Kapitalis

Dari makna kata yang ada di kamus tersebut, toleransi merupakan sikap yang menghargai perbedaan. Perbedaan adalah suatu keniscayaan, maka sebenarnya tidak perlu dialog antar umat yang berbeda agama. Apa yang harus didialogkan, jika pijakan dan prinsip mereka berbeda? Cukup saling menghargai. Bagaimana berinteraksi dengan umat yang berbeda agama atau keyakinan, masing-masing agama sudah mengaturnya. Dengan menjalankan perintah agama masing-masing oleh pemeluknya, maka toleransi itu akan tercipta harmonis dengan sendirinya.

Tapi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dialog antar agama ini seolah-olah menjadi suatu keharusan. Bahkan di tengah pandemi yang melanda dunia saat ini, dialog antar agama ini menjadi program pemerintah dari pusat sampai daerah. Diakui atau tidak, dialog antar agama merupakan cara mensekulerkan umat Islam dan supaya umat Islam menerima ide moderasi Islam. Seperti halnya demokrasi, yang akhirnya dianggap biasa/lumrah karena terus diaruskan dengan masif ke tengah umat Islam. Kali ini yang ditarget adalah kalangan pemuda (milenial).

0 Komentar