Sempat Redup, Pedagang Layang-layang Kini Kembali Bergairah

Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta
ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES LAYANG-LAYANG. Pemilik Toko Agen Layangan D2N, Dadan Setiabudi menunjukkan koleksi layang-layang miliknya.
0 Komentar

PURWAKARTA-Layang-layang atau layangan merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya.

Karena itu pula, layang-layang bisa disebut sebagai permainan musiman. Bilamana langit cerah dan hembusan angin kuat, saat itulah waktu yang tepat bermain layang-layang. Seperti cuaca Purwakarta akhir-akhir ini sangat pas untuk bermain layang-layang. Permainan rakyat ini pun tak melulu digandrungi anak-anak saja melainkan juga orang dewasa.

Tak heran pula, pedagang layang-layang mulai menjamur. Dari sekian banyak itu, salah satunya D2N yang merupakan agen layang-layang yang telah beroperasi di Kabupaten Purwakarta sejak tujuh tahun terakhir.

Baca Juga:Kebut Pelaksanaan Vaksinasi Pelayan PublikSegera Dilelang, Berikut Anggaran Revitalisasi Pasar Pusakajaya

Pemilik Toko Agen Layangan D2N, Dadan Setiabudi menyebutkan, kepopuleran bermain layang-layang sempat meredup beberapa tahun belakangan. Tapi semenjak ada pandemi ini, mulai banyak lagi yang memainkan.

“Biasanya puncak penjualan layangan ini terjadi saat musimnya, sekira bulan Mei sampai September. Adapun saat ini penjualan tetap ada, namun tidak sebanyak pada saat musimnya,” kata Dadan, saat ditemui di tokonya di Kampung Bongas, Desa Kertajaya, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (15/3).

Dadan menyebutkan, saat ini jenis layang-layang adu adalah yang paling banyak diminati. Selain itu, disusul jenis layang-layang hias.

“Kalau layang-layang adu, ukuran dan kualitasnya beragam. Untuk harganya relatif murah. Layang-layang adu kualitas jabrugan mulai dari Rp1.500 hingga Rp2.000. Sementara untuk Layang-layang adu kualitas super mulai dari Rp2.500 hingga Rp5.000,” kata Dadan.

Untuk senar layangan sendiri, sambung dia, juga laku keras karena untuk bermain layang-layang diperlukan juga senarnya. Mulai dari senar biasa maupun senar gelasan berbagai merk dan harga.

“Senar gelasan biasanya dicari kalau dianggap sering menang pas adu layangan. Untuk harganya sebenarnya bervariasi dari eceran Rp1.000 sampai Rp15.000. Sementara gelasan super itu dikisaran harga Rp50 ribu hingga yang paling mahal seharga Rp500 ribu,” ujarnya.

Dadan menjelaskan, yang membuatnya bertahan berbisnis layang-layang hingga saat ini adalah karena kecintaannya terhadap layang-layang yang sudah dipupuknya sejak kecil. “Saya mulai mencintai layanan itu sejak kecil, namun mulai menekuni teknik bermain layang itu sekitar 2012 lalu,” ucapnya.

0 Komentar