KORBAN tewas akibat tindakan kekerasan yang dilakukan pihak junta militer Myanmar dilaporkan menembus angka 300 jiwa. Dikutip Channel News Asia (CNA), Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) menyatakan sudah 320 orang tewas di tangan junta militer.
Mereka menambahkan bahwa kematian ini terjadi setiap hari. Pada hari Kamis saja, tercatat sembilan orang yang tewas, saat mereka melakukan aksi demonstrasi menentang kudeta junta militer.
“Kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan setiap hari,” ucap organisasi non-profit itu dikutip Jumat (26/3/2021).
Baca Juga:PGRI Subang: Guru Harus Jadi Teladan untuk SiswaSeri Belajar Ringan Filsafat Pancasila ke 39 Memaknai Sila Ketiga “Persatuan Indonesia” Tribalisme
Hal ini bertolak belakang dengan klaim junta pada awal minggu lalu. Mereka mengatakan bahwa 164 orang telah tewas dan menyebut para korban itu sebagai “teroris”.
Sementara itu, terjadi ledakan bom molotov di kantor Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi atau NLD besutan Aung San Suu KyI pada Jumat pagi. Sekitar pukul 4 pagi, seorang penyerang melemparkan bom molotov ke markas besar di Yangon dan menyebabkan kebakaran singkat.
“Ketika penduduk di sekitar mengetahui tentang kebakaran itu, mereka menelepon dinas pemadam kebakaran untuk memadamkannya … itu dikendalikan sekitar pukul 5 pagi,” kata Soe Win, seorang anggota NLD yang bertanggung jawab atas markas itu, kepada AFP.
“Tampaknya seseorang menyalakan koktail Molotov dan melemparkannya ke markas.”
Dilaporkan pada serangan itu hanya pintu masuk kantor yang hangus. Anggota partai juga sudah berada di dalam untuk menilai kerusakan.
“Kami harus mengajukan pengaduan ke polisi … Kami tidak tahu siapa yang melakukan ini, tapi itu sama sekali tidak bagus,” kata Soe Win, menolak untuk berspekulasi tentang alasan penyerangan tersebut.(red)