Karut Marut Sistem Pertanian di Negara Agraris

Karut Marut Sistem Pertanian di Negara Agraris
0 Komentar

Oleh Siti Aisah, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan Kabupaten Subang)

Gemah ripah loh jinawi, inilah ungkapan yang dahulu ditunjukkan bagi bangsa ini. Indonesia negeri yang dijuluki negara agraris ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Posisi strategis yang berada di jalur Khatulistiwa ini pun, menjadikannya daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Konon, tanaman jenis apapun dapat hidup dan tumbuh dengan baik disini.

Sebutan negara agraris ini menjadikan Indonesia memiliki penduduk yang mayoritasnya petani. Namun sangat disayangkan, kini jumlah petani di Indonesia menurun drastis. Dilansir dari situs laman petanidigital.id (23/3/2021) Terhitung sampai tahun 2020 jumlah Petani Indonesia yang berumur kurang dari 40 tahun hanya 29% dari 33 juta jiwa yang tercantum. Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyami. Kaum milenial ini harus di regenerasi SDM, agar maju dan mandiri dalam bidang pertanian.

Oleh sebab itu, pemerintah melalui perwakilan Kementerian Pertanian RI sekaligus penanggung jawab program YESS (Youth Entrepreuneurship and Employment Support Services) Jawa Barat, Siswoyo, mengatakan bahwa program YESS ini merupakan program Kementerian Pertanian dibidang pengembangan kewirausahaan muda di sektor pertanian. Kabupaten Subang adalah salah satu dari 15 kabupaten di 4 Provinsi yang terpilih. IFAD (International Fund for Agricultural Development) ini mendanai Program YESS ini, tujuannya tidak lain untuk menghasilkan wirausaha muda (baca: kaum milenial) yang berasal dari perdesaan dan tenaga kerja berkompeten di bidang pertanian dan peningkatan pendapatan pemuda melalui kewirausahaan dan pekerjaan di bidang pertanian. Perlu diketahui, potensi pertanian yang dimiliki Kabupaten Subang seluas 6.000 hektar. Tanah ini dianjurkan dan diberdayakan untuk sektor pertanian. (pojok Bandung.com, 22/03/2021)

Baca Juga:Memimpikan Kampusku yang CantikSeri Belajar Ringan Filsafat Pancasila ke 39 Memaknai Sila Ketiga “Persatuan Indonesia” Tribalisme

Catatan Sejarah Swasembada Indonesia, khususnya komoditas beras terjadi pada dekade tahun 1980-an. Namun sayangnya, saat ini Indonesia menjadi negara pengimpor bahan pangan dari negara-negara lain. Permasalahannya para kaum milenial ini adalah karena bidang pertanian bukan bidang yang menjanjikan, petani pun dianggap tidak menarik, kotor bahkan adanya rasa malu jika berprofesi sebagai petani. Inilah salah satu filosofi yang mendasari program YESS yang dicanangkan pemerintah. Sedangkan permasalahan utama lainnya dalam bidang pertanian adalah sistem pertanian kepemilikan lahan.

0 Komentar