JAKARTA – Pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar meninggalkan surat wasiat yang ditujukan kepada orang tua.
Salah satu isi surat itu adalah terkait simpanan uang untuk biaya pindahan.
“Ini ada uang simpananku 2.350.000 untuk biaya pindahannya di bank dan itu uang kontrak rumahku masih ada 5 bulan di karyawan laundry-nya mus, 500 ribu/bulan na kontrakan ambil meki tiap bulan, simpanki untuk bayar pinjamanya,” tulis surat wasiat itu.
Baca Juga:Panen Hadiah Simpedes, BRI Pamanukan Dekatkan Pelayanan ke DesaDinas Pendidikan Subang Siapkan Seleksi 200 Calon Kepala Sekolah
Pelaku juga meminta maaf atas kesalahan baik perbuatan maupun lisan. Dia juga mengungkapkan alasan melakukan tindakan bom bunuh diri yang disebutnya demi surga.
“Saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orangtuanya yang isinya mengatakan yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mapolda Sulsel.
Kata Listyo, dalam melakukan aksinya, L tidak sendirian, ia bersama dengan istrinya berinisial YSF.
Mereka, sambungnya, merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan aksi serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.
“Keduanya menikah enam bulan lalu dan dinikahkan oleh Rizaldi yang beberapa waktu lalu ditangkap di bulan Januari,” ujarnya.
Rizaldi, sambung Listyo, merupakan bagian dari kelompok jaringan JAD Sulsel dan memiliki keterkaitan dengan pengeboman di Jolo Filipina 2018 lalu. (rc/ded)