Sedangkan akses jalan dari persimpangan jalan Sagalaherang hingga Cipendeuy, tentu menggunakan dana APBD dan APBN. Terutama dari pusat dan provinsi. Dibutuhkan lebih dari Rp 200 miliar untuk membuka akses dan membangun beberapa jembatan.
Kang Jimat mengakui, di akhir pekan Ia banyak menghabiskan waktu di villa Bukit Nyomot itu. Ia bahkan memboyong genset karena belum ada listrik PLN.
Saat situasi anggaran yang sulit karena tergerus Covid-19, mungkin Kang Jimat memilih untuk berfikir realistis. Program mana yang akan terlaksana. Baginya, program ketahanan pangan dirasa tepat dan realistis untuk dilaksanakan.
Baca Juga:Viral Video Bayi Baru Lahir Posisi Tangan BerdoaJuragan Alpukat Kocok, Rekomendasi Munuman Segar untuk Buka Puasa
Kang Jimat yang bermental seorang pengusaha, tentu sudah punya pengalaman panjang untuk menargetkan sesuatu hingga membuahkan hasil.
Pimpinan saya di perusahaan selalu menekankan, jika ingin ada hasil maka kita harus seperti ayam mengerami telur. Jangan dulu ditinggalkan sebelum menetas. Diopenin, dikelonin, dierami hingga menetas dan beranak.
Tapi bagaimana program lainnya? Mungkin sudah berhitung, masih ada waktu sampai 2023.(*)
Lukman Enha
Pemred Pasundan Ekspres