Ngabuburit, salah satu moment ramadhan yang tak bisa dipisahkan, sekedar menunggu datangnya waktu berbuka puasa, anak-anak hingga orang tua pun tak melewatkan moment ini.
Ada yang sekedar jalan-jalan hingga hunting jajanan untuk ta’jil bersama keluarga. Bahkan hanya nongkrong semata bersama teman-temanya.
Ilham, Warga Parongpong yang sengaja ngabuburit ke daerah Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengakui setiap hari ketika ramadhan tiba selalu ngabuburit bersama teman-temannya.
Baca Juga:Ini 10 Tips jaga Daya Tahan Tubuh saat Puasa Ditengah Pandemi Covid-19Operasi Pekat, Polres Tangkap Puluhan Penjahat dari PSK, Judi hingga Curanmor
Bukan sekedar jalan-jalan sambil menunggu waktu berbuka, namun dijadikan ajang silaturahmi bersama teman-temannya.
Ilham mengakui, ngabuburit ramadhan 2021 tak seindah dengan ramadhan sebelumnya. Pasalnya, berada ditengah Covid-19. “Ngabuburit tetap berjalan, namun kami batasi,” ucapnya, Rabu (14/4).
Berbeda dengan Ilham, Nanda warga Lembang yang tengah ngabuburit mengatakan, dirinya datang ke kota Lembang dari Suntenjaya sekedar mencari jajanan untuk berbuka. Meskipun jauh, dia mengaku ngabuburit memiliki seni tersendiri dalam menunggu waktu berbuka. “Ngabuburit itu memiliki seni tersendiri, kalo kita berpuasa tidak ngabuburit rasanya ada yang kurang,” katanya.
Ngabuburit Perpusda, Tumbuhkan Minat Baca Generasi milenial
Sementara itu, ada yang berbeda tradisi Ngabuburit di Kabupaten Subang. Untuk meningkatkan minat baca generasi milenial, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda) menggelar program Ngabuburit dengan Membaca Buku di Perpusda. Tak tanggung-tanggung, ada 32 ribu judul buku yang disiapkan dalam program tersebut. “Ini untuk meningkatkan minat baca generasi milenial. Saat ini memang sangat sulit untuk baca buku karenak banyak generasi milenial yang sibuk dengan smartphone, sehingga melupakan literasi. Kami melakukan inovasi untuk masyarkat Subang, khususnya generasi milenial dalam program Ngabuburit di bulan puasa. Ini juga untuk meningkatkan tumbuhnya minat membaca masyarakat,” ujar Kepala Disarpusda Subang Yayat Sudrajat saat dihubungi Pasundan Ekspres, Kamis (14/4).
Untuk program itu, lanjut dia, Perpusda ditunjang 32 ribu judul buku dari berbagi jenis dan terbitan, baik asal Kabupaten Subang maupun daerah daerah luar. “Kita punya 32 ribu judul buku yang tersimpan di Perpusda ini,” ucapnya.
Dia menjelaskan Perpusda Subang sempat menjadi incaran SKPD dan perusahaan-perusahaan untuk pendistribusian buku-buku bekas. Bahkan hingga saat ini pendistribusian itu masih berjalan, karena Perpusda masih mengalami kurang buku untuk di nikmati para pembaca.