Ramadhan Spesial 1442 H (bagian 1)

Ramadhan Spesial 1442 H (bagian 1)
0 Komentar

Dalam kontek Ramadhan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan silaturahmi, banyak kebiasaan saat Ramadhan yang tidak bisa dilakukan, misalnya saja tarawih berjamaah di masjid/mushola, tarling dari masjid ke masjid, pengajian akbar, bahkan hingga sholad Idul fitri pun kemungkinan besar tidak diadakan. Memang akan terasa ada sesuatu yang hilang nantinya.

Termasuk biasanya jelang Ramadhan, setiap masjid mengadakan rapat secara intens dengan tatap muka, kini berubah menjadi rapat online. Dan mengingat dampak covid-19 terhadap ekonomi masyarakat terutama mereka yang tidak punya penghasilan tetap, sangat signifikan maka ibadah mengeluarkan shodakah dan infak saat Ramadhan, kemungkinan akan menurun drastis karena untuk makan sehari hari saja sangat sulit.

Hal ini sangat mudah difahami, karena kemampuan untuk memberi infak dan shadaqah berbanding lurus dengan kemampuan seseorang dalam memperoleh pendapatan personal terutama mereka yang berasal dari kalangan menengah kebawah yang sumber pendapatannya berasal dari hasil kerja mereka sehari-hari baik sebagai buruh, pekerja harian lepas, gojek, dll. Mengulas sedikit tentang tren penurunan laju konsumsi rumah tangga akibat pandemic, Menteri Keuangan sebagaimana pernah dimuat dalam sebuah majalah Portal Berita Ekonomi, Warta Ekonomi.co.id pernah menyatakan bahwa wabah corona akan berdampak besar pada laju konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek. Turunnya konsumsi membuat pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia bakal merosot menjadi 2,3% hingga -0,4%. Sektor rumah tangga mengalami penurunan cukup besar dari sisi konsumsi karena tidak lagi melakukan aktivitas sehingga konsumsi akan menurun cukup tajam dari 3,22% hingga 1,60%.

Baca Juga:Dir Gardiklat: Posisi AGPAI Strategis Kuatkan PancasilaMeraih Sukses di Bulan Ramadhan

Demikian pernyataan Menteri Keuangan dalam konferensi pers melalui live streaming pada tahun lalu, dimana kondisi ekonomi rumah tangga masyarakat Indonesia pada umumnya belum menunjukkan tanda-tanda akan peningkatan yang signifikan walaupun pemerintah terus menerus memberikan bantuan finasial kepada masyarakat melalui program bantuan langsung tunai (BLT) kepada  masyarakat yang terdampak pandemi virus corona di Indonesia sebesar Rp. 600.000,- per kepala keluarga hingga pemberian paket sembako senilai Rp 600.000,- per kepala keluarga (KK) khusus keluarga yang kurang mampu yang datanya telah disesuaikan dengan kemensos. Bahkan bantuan paket sembako tersebut sampai saat ini masih terus disalurkan melalui bank pemerintah dan PT. POS Indonesia.

0 Komentar